KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur penulis
panjatkan ke hadirat Tuhan YME yang telah memberikan kemampuan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah berjudul Transgenik Tanaman Tomat ini, ditulis untuk memenuhi salah satu tugas
individumata kuliahBioteknologi Pertanian. Ucapan terimakasih penulis haturkan
kepada seluruh pihak yang telah membantu kelancaran dalam pembuatan makalah
ini.
Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat
bagi seluruh pembaca dan khususnya penulis. Tetapi penulis hanyalah manusia
biasa yang tidak luput dari kesalahan, oleh sebab itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menghasilkan karya yang jauh
lebih baik lagi.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................................. iii
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................ iv
1.3 Tujuan.............................................................................................................................. v
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI.............................................................................. 1
2.2 PENGERTIAN REKAYASA GENETIKA................................................................. 1
2.3 PENGERTIAN TANAMAN TRANSGENIK............................................................. 2
2.4 TOMAT FLAVR SAVR................................................................................................
5
2.5 ASAL MULA PENEMUAN TOMAT FLAVR SAVR
HASIL
TRANSGENIK.................................................................................................
7
2.6 METODE PENYISIPAN GEN ANTIBEKU PADA
TOMAT FLAVR
SAVR................................................................................................
7
2.7 UJI KEAMANAN TOMAT FLAVR SAVR DAN DAMPAK
LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN.................................................................
9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................... 11
3.2 Saran................................................................................................................................ 11
Daftar Pustaka....................................................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Rekayasa genetika merupakan salah
satu inovasi teknologi dalam bidang bioteknologi. Salah satu produk rekayasa
genetik yang terkenal saat ini adalah tanaman transgenik. Transgenik adalah
rekayasa bentuk maupun kualitasnya melalui penyisipan gen atau DNA dari
binatang, bakteri, mikroba, atau virus untuk tujuan tertentu. Tanaman
transgenik merupakan suatu produk rekayasa genetika melalui transformasi gen
dari makhluk hidup lain ke dalam tanaman yang tujuannya untuk menghasilkan
tanaman baru yang memiliki sifat unggul yang lebih baik dari tanaman
sebelumnya.
Salah satu contoh aplikasi bioteknologi di bidang pertanian
adalah mengembangkan tanaman transgenik yang memiliki sifat:
1. Toleran terhadap zat kimia tertentu (tahan
herbisida)
2. Tahan
terhadap hama dan penyakit tertentu
3. Mempunyai sifat-sifat khusus (misalnya: tomat yang
matangnya lama, padi yang memproduksi betakaroten dan Vitamin A, kedelai dengan
lemak tak jenuh rendah, strawberry yang rasanya manis, kentang dan pisang yang
berkhasiat obat)
4. Dapat mengambil nitrogen sendiri dari udara (gen
dari bakteri pemfiksasi nitrogen disisipkan ke tanaman sehingga tanaman dapat
memfiksasi nitrogen udara sendiri)
5. Dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan buruk
(kekeringan, cuaca dingin, dan tanah bergaram tinggi)
iii
Salah satu contoh pengembangan tanaman transgenik adalah
pada tanaman tomat. Tomat merupakan salah satu produk holtikultura utama.
Seperti produk holtikultura pada umumnya, tomat memiliki shelf-life yang
pendek. Pada pertanian konvensional, tomat harus dipanen ketika masih hijau
tapi belum matang. Hal ini disebabkan karena tomat cepat lunak setelah matang.
Dengan demikian, tomat memiliki umur simpan yang pendek, cepat busuk dan
penanganan yang sulit. Dengan kondisi seperti ini, tomat sulit dipasarkan ke
tempat yang jauh. Biaya pengemasan sangat mahal, misalnya menyediakan box yang
dilengkapi pendingin. Oleh karena itu, saat ini telah dikembangan metode
transgenik untuk menjadikan tomat berdaya tahan lebih lama setelah dipetik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran bioteknologi dalam pertanian?
2. Bagaimana asal mula penemuan tomat Flavr Savr hasil
transgenik?
3. Bagaimana metode penyisipan gen antibeku pada tomat
Flavr Savr?
4. Bagaimana nilai gizi pada tomat transgenik?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui peran bioteknologi dalam pertanian.
2. Mengetahui asal mula penemuan tomat Flavr Savr
hasil transgenik.
3. Mengetahui metode penyisipan gen antibeku pada
tomat Flavr Savr.
4. Mengetahui nilai gizi pada tomat transgenik.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang memanfaatkan makhluk
hidup (bakteri, fungsi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup
(enzim, alkohol) dalam produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Bioteknologi
tidak hanya didasari pada hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada
ilmu-ilmu terapan dan murni lain. Seperti biokimia, computer, biologi
molekuler, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika dan lain sebagainya.
Dengan kata lain bioteknologi merupakan ilmu terapan yang menggabungkan
berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
2.2 PENGERTIAN REKAYASA
GENETIKA
Genetika
adalah kata yang dipinjam dari bahasa Belanda: genetica, adaptasi dari
bahasa Inggris: genetics, dibentuk dari kata bahasa Yunani genno, yang berarti
"melahirkan". Genetika merupakan cabang biologi yang mempelajari
pewarisan sifat pada organisme maupun suborganisme (seperti virus dan prion).
Maka, dapat juga dikatakan bahwa genetika adalah ilmu tentang gen dan segala
aspeknya.
Bidang kajian genetika dimulai dari
wilayah subselular (molekular) hingga populasi. Dan secara lebih rinci,
genetika berusaha menjelaskan tentang :
·
material
pembawa informasi untuk diwariskan (bahan genetik),
·
bagaimana
informasi itu diekspresikan (ekspresi genetik), dan
·
bagaimana
informasi itu dipindahkan dari satu individu ke individu yang lain (pewarisan
genetik).
Rekayasa atau biasa juga disebut
dengan teknik adalah penerapan ilmu dan teknologi untuk menyelesaikan
permasalahan manusia. Hal ini diselesaikan lewat pengetahuan, ataupun
pengalaman dari trial dan error. Dan rekayasa juga mengalami perkembangan
layaknya lomba lari estapet yang meneruskan teknologi generasi sebelumnya.
Maka, Rekayasa genetika dalam arti
luas adalah teknologi dalam penerapan genetika untuk membantu masalah dan
kepentingan apapun dari manusia. Dengan segala pengetahuan dan pengalaman dari
trial dan error tersebut manusia dapat mengembangkan produk-produk yang
bermanfaat bagi manusia itu sendiri.
Teknologi Rekayasa Genetika
merupakan inti dari bioteknologi didefinisikan sebagai teknik in-vitro asam
nukleat, termasuk DNA rekombinan dan injeksi langsung DNA ke dalam sel atau
organel; atau fusi sel di luar keluarga taksonomi; yang dapat menembus
rintangan reproduksi dan rekombinasi alami,dan bukan teknik yang digunakan
dalam pemuliaan dan seleksi tradisional.
Prinsip dasar teknologi rekayasa
genetika adalah memanipulasi atau melakukan perubahan susunan asam nukleat dari
DNA (gen) atau menyelipkan gen baru ke dalam struktur DNA organisme penerima.
Gen yang diselipkan dan organisme penerima dapat berasal dari organisme apa
saja. Misalnya, gen dari bakteri bisa diselipkan di kromosom tanaman,
sebaliknya gen tanaman dapat diselipkan pada kromosom bakteri. Gen serangga
dapat diselipkan pada tanaman atau gen dari babi dapat diselipkan pada bakteri,
atau bahkan gen dari manusia dapat diselipkan pada kromosom bakteri.
2.3 PENGERTIAN TANAMAN
TRANSGENIK
Transgenik
terdiri dari kata trans yang berarti pindah dan gen yang berarti pembawa sifat.
Jadi transgenik adalah memindahkan gen dari satu makhluk hidup kemakhluk hidup
lainnya, baik dari satu tanaman ketanaman lainnya, atau dari gen hewan ke
tanaman. Transgenik secara definisi adalahtheuse of gene manipulation to
permanently modify the cell or germ cells of organism(penggunaan
manipulasi gen untuk mengadakan perubahan yang tetappada sel makhluk hidup).
Tanaman transgenik pertama kalinya
dibuat tahun 1973 oleh Herbert Boyer dan Stanley Cohen. Pada tahun 1988 telah
ada sekitar 23 tanaman transgenik, pada tahun 1989 terdapat 30 tanaman, pada
tahun 1990 lebih dari 40 tanaman. Secara sederhana tanaman transgenik dibuat
dengan cara mengambil gen-gen tertentu yang baik pada makhluk hidup lain untuk
disisipkan pada tanaman, penyisipan gen ini melalui suatu vector (perantara)
yang biasanya menggunakan bakteriAgrobacterium tumefeciensuntuk
tanaman dikotil atau partikel gen untuk tanaman monokotil, lalu diinokulasikan
pada tanaman target untuk menghasilkan tanaman yang dikehendaki. Tujuan dari
pengembangan tanaman transgenik ini diantaranya adalah :
·
menghambat
pelunakan buah (pada tomat),
·
tahan
terhadap serangan insektisida, herbisida, virus.
·
meningkatkan
nilai gizi tanaman, danmeningkatkan kemampuan tanaman untuk hidup pada lahan
yang ektrem sepertil ahan kering, lahan keasaman tinggi dan
lahan dengan kadar garam yang tinggi.
Melihat potensi manfaat yang
disumbangkan, pendekatan bioteknologi dipandang mampu menyelesaikan
problematika pangan dunia terutama di negara-negara yang sedang berkembang
seperti yang sudah dilakukan di negara-negara maju.
Keunggulan Tanaman Rekayasa Genetika
(Genetically
Modified Organism)
WHO telah meramalkan bahwa
populasi dunia akan berlipat dua pada tahun 2020 sehingga diperkirakan jumlah
penduduk akan lebih dari 10 milyar. Karena kondisi tersebut, produksi pangan
juga harus ditingkatkan demi menjaga kesinambungan manusia dengan bahan pangan
yang tersedia. Namun yang menjadi kendala, jumlah sisa lahan pertanian di dunia
yang belum termanfaatkan karena jumlah yang sangat kecil dan terbatas. Dalam
menghadapi masalah tersebut, teknologi rDNA atauGenetically Modified
Organism(GMO) akan memiliki peranan yang sangat penting. Teknologi rDNA dapat
menjadi strategi dalam peningkatan produksi pangan dengan keunggulan-keunggulan
sebagai berikut :
·
Mereduksi
kehilangan dan kerusakan pasca panen
·
Mengurangi
resiko gagal panen
·
Meningkatkan
rendemen dan produktivitas
·
Menghemat
pemanfaatan lahan pertanian
·
Mereduksi
kebutuhan jumlah pestisida dan pupuk kimia
·
Meningkatkan
nilai gizi
·
Tahan
terhadap penyakit dan hama spesifik, termasuk yang disebabkan oleh virus.
Dampak Positif Transgenik
1. Rekayasa transgenik dapat
menghasilkan produk lebih banyak dari sumber yang lebih sedikit.
2. Rekayasa tanaman dapat
hidup dalam kondisi lingkungan ekstrem sehinggaakan memperluas daerah
pertanian dan mengurangi bahaya kelaparan.
3. Makanan dapat direkayasa
supaya lebih lezat dan menyehatkan.
Dampak Negatif Transgenik
Adapun dampak negatif dari rekayasa
transgenik meliputi beberapa aspek yaitu :
a) Aspek ekonomi
Berbagai komoditas pertanian hasil
rekayasa genetika telah memberikan ancaman persaingan serius terhadap
komoditas serupa yang dihasilkan secara konvensional.
b) Aspek kesehatan
1. Potensi
toksisitas bahan pangan
Dengan terjadinya transfer genetik
di dalam tubuh organisme transgenik akan muncul bahan kimia baru yang
berpotensi menimbulkan pengaruh toksisitas pada bahan pangan. Sebagai contoh,
transfer gen tertentu dari ikan ke dalam tomat,yang tidak pernah
berlangsung secara alami, berpotensi menimbulkan risiko toksisitas yang
membahayakan kesehatan.
2. Potensi menimbulkan
penyakit/gangguan kesehatan
WHO pada tahun 1996 menyatakan bahwa
munculnya berbagai jenis bahan kimia baru, baik yang terdapat di dalam
organisme transgenik maupun produknya, berpotensi menimbulkan penyakit baru
atau pun menjadi faktor pemicu bagi penyakit lain. Sebagai contoh, gen aad
yang terdapat di dalam kapas transgenik dapat berpindah ke
bakteri penyebab kencing nanah (GO), Neisseria gonorrhoeae.
c) Aspek lingkungan
1. Potensi erosi plasma nutfah
Penggunaan tembakau transgenik telah
memupus kebanggaan Indonesia akan tembakau Deli yang telah ditanam sejak tahun
1864. Tidak hanya plasma nutfah tanaman, plasma nutfah hewan pun mengalami
ancaman erosi serupa. Sebagai contoh, dikembangkannya tanaman transgenik yang
mempunyai gen dengan efek pestisida, misalnya jagung Bt,
ternyata dapat menyebabkan kematian larva spesies kupu-kupu raja (Danaus
plexippus) sehingga dikhawatirkan akan menimbulkan gangguan keseimbangan ekosistem akibat
musnahnya plasma nutfah kupu-kuputersebut.
2. Potensi pergeseran gen
Daun tanaman tomat
transgenik yang resisten terhadap serangga Lepidoptera setelah 10 tahun
ternyata mempunyai akar yang dapat mematikan mikroorganisme dan
organisme tanah, misalnya cacing tanah.
3. Potensi pergeseran ekologi
Organisme transgenik dapat pula
mengalami pergeseran ekologi. Organisme yang pada mulanya tidak tahan
terhadap suhu tinggi, asam atau garam, serta tidak dapat memecah selulosa
atau lignin, setelah direkayasa berubah menjadi tahan terhadap faktor-faktor
lingkungan tersebut.
2.4 TOMAT FLAVR SAVR
Tomat
(Lycopersicon esculentum) merupakan tanaman yang sensitif terhadap suhu,
apabila tomat ditanam di dataran rendah, maka produksinya akan rendah. Suhu
merupakan faktor penting dalam pertumbuhan tanaman ini, khususnya pada saat
tumbuhnya buah. Apabila tomat ditanam pada suhu yang panas/tinggi, maka buah
yang dihasilkan akan sedikit.
Tomat merupakan salah satu produk
holtikultura utama. Seperti produk holtikultura pada umumnya, tomat memiliki shelf-life
yang pendek. Dengan demikian, tomat memiliki umur simpan yang pendek, cepat
busuk dan penanganan yang sulit. Dengan kondisi seperti ini, tomat sulit
dipasarkan ke tempat yang jauh. Biaya pengemasan sangat mahal, misalnya
menyediakan box yang dilengkapi pendingin. Oleh karena itu, saat ini telah
dikembangan metode transgenik untuk menjadikan tomat berdaya tahan lebih lama
setelah dipetik.
Untuk mengatasi hal ini para
peneliti di Amerika mencoba merekayasa kerja gen polygalactonase (PG) yang
berasosiasi dengan shelf-time tomat yaitu dengan menginsert antisense dari gen
PG. Dengan demikian shelf-time menjadi lebih lama. Tomat ini dinamakan dengan
Flavr Savr (Putra dan Fleming, 2010). Tomat Flavr Savr mempunyai tingkat waktu
kematangan yang lebih lama, sehingga mampu bertahan lama ketika akan di ekspor
ke daerah lain tanpa memakai box yang mengandung pendingin (Putra dan Fleming,
2010). Alasan untuk membuat tomat hasil rekayasa genetik dikarenakan potensi
keuntungan dari makanan rekayasa genetik (Panse, 2011):
1.
Pada
zaman sekarang, sayuran dan buah-buahan tidak hanya dipasarkan untuk pasar
lokal, tetapi dimaksudkan juga untuk pengiriman jarak jauh seperti
pasar nasional dan internasional.
2.
Pada
saat saat matang, sayuran dan buah-buahan memilki kulit yang lunak dan
dapat mudah rusak selama penanganan dan pengolahan. Tanaman tersebut juga dapat
busuk saat dalam kapal hingga dibawa ke toko.
3.
Dalam
rangka untuk memudahkan penanganan dan shel-life yang lebih lama, sayuran dan
buah-buahan dipanen ketika masih hijau, dan kemudian dimatangkan dengan
menggunakan gas etilen. Kelemahan dari penambahan gas etilen ini akan membuat
sayuran dan buah-buahan tidak memiliki rasa yang alami.
4.
Rekayasa
genetika merupakan teknik modifikasi yang dilakukan dengan cara memotong
helai-helai DNA dari satu organisme dan kemudian ditempelkan ke dalam organisme
lainnya. Teknik gunting tempel ini dilakukan dari satu organisme ke organisme
yang lainnya yang bahkan tak sekerabat. Contoh, untuk menadapatkan tomat yang
tahan terhadap hawa dingin dilakukan dengan cara menggunting gen antibeku pada
ikan Flounder, yaitu ikan yang mampu hidup dalam perairan sedingin es di
Antartika, lalu menempelkannya pada DNA tomat.
2.5 ASAL MULA PENEMUAN TOMAT
FLAVR SAVR HASIL TRANSGENIK
Pada tahun
1980, para ilmuwan di Calgene melakukan penelitian terhadap tomat Flavr Savr,
dimana tomat tidak menjadi lunak saat matang, karena itu dibiarkan menggantung
hingga matang alami. Untuk membuat tomat transgenik, sebuah gen dari E. Coli
(bakteri yang terbentuk secara alami dalam usus mamalia) disebut kan(r) dan
gen dari tomat Flavr Savr dimasukkan ke dalam plasmid (cincin melingkar DNA)
dan plasmid ini dimasukkan ke dalam gugus sel tomat yang ditumbuhkan pada media
yang mengandung antibiotik, tujuan dari bakteri tersebut adalah untuk
mengidentifikasi sel yang berubah secara genetik. Gen Flavr Savr dikode untuk
untai RNA yang merupakan kebalikan dari suatu rantai RNA yang secara alami
terjadi pada tanaman.
Untai RNA asli pada tanaman
bertanggung jawab terhadap produksi enzim polygalakturonase. Polygalakturonase
merusak pektin pada dinding sel tomat selama proses pematangan dan menyebabkan
seluruh tomat menjadi lunak (engel 77). Untai komplementer RNA dari gen tomat
Flavr Savr terikat pada RNA polygalakturonase dan dua untai tersebut saling
melepaskan ikatan untuk mencegah produksi polygalakturonase
dan pelunakan tomat (engel 77).
Produk akhir tomat Flavr Savr
diperbolehkan untuk matang alami pada pokok pohonnya. Pengenalan tomat Flavr
Savr ke pasar pada pertengahan tahun 1990-an mengundang banyak kontroversi dan
resistensi konsumen. Setelah dilakukan penelitian oleh Calgene dan pembicaraan
dengan FDA, FDA menemukan tomat ini amat dan menyetujui tomat ini pada 17 Mei
1994.
2.6 METODE PENYISIPAN GEN ANTIBEKU
PADA TOMAT FLAVR SAVR
Tanaman
transgenik dibuat dengan menggunakan teknik biologi molekuler yang memungkinkan
peneliti untuk mengindentifikasi gen-gen tertentu, membuat duplikatnya,
kemudian menyisipkan duplikat gen tersebut ke tanaman penerima dengan
menggunakan alat (yang paling umum dipakai adalah bakteri Escherichia Coli).
Tomat Flavr Savr merupakan tomat
hasil rekayasa genetika yang memiliki shelf-life lama, dapat diciptakan
dengan menyisipkan gen antibeku dari ikan air dingin ke dalam gen tomat. Gen
antibeku ini diperoleh dari ikan Flounder, yaitu jenis ikan di Antartika yang
dapat bertahan hidup dalam kondisi yang sangat dingin.
Berikut ini merupakan
langkah-langkah transfer gen dalam pembuatan tomat Flavr Savr :
1.
Ikan
Flounder mempunyai gen antibeku yang disebut dengan genantisenescensyang
dapatmenghambat enzim poligalakturonase (enzim yang mempercepat
kerusakan dinding sel tomat). Gen ini dipindahkan dari kromosom di dalam sel
ikan Flounder.
2.
DNA
antibeku ini kemudian disisipkan pada DNA bakteri Escherichia coli yang disebut
plasmid. DNA hibrid ini, yang merupakan kombinasi dari dua DNA berbeda disebut
sebagai DNA rekombinan.
3.
DNA
rekombinan yang mengandung gen antibeku ini kemudian ditanam kembali pada
bakteri Escherichia coli.
4.
Bakteri
tersebut memproduksi kopian dari DNA rekombinan dalam jumlah yang sangat
banyak.
5.
Tahap
selanjutnya diawali dengan isolasi DNA sel tomat terlebih dahulu yang dilakukan
dengan cara menghaluskan batang tomat dalam nitrogen cair untuk melepaskan
isi sel. Isi sel tersebut kemudian ditempatkan dalam tabung reaksi, lalu
disentrifugasi. Selama sentrifugasi, isi sel terpisah ke dalam dua lapisan
dimana salah satunya adalah lapisan DNA. Lapisan ini kemudian dipisahkan dari
tabung, kemudian ditambahkan enzim restriksi, yaitu ECO R1 yang berfungsi
memotong di lokasi DNA yang spesifik
6.
Sel
tanaman tomat diinfeksi dengan bakteri tersebut. Setelah itu ditambahkan enzim
ligase ke dalam DNA tomat dan plasmid untuk menyambungkan DNA, sehingga dapat
lengket. Hasilnya, gen antibeku pada plasmid yang terdapat pada bakteri bergabung
dengan DNA sel tanaman tomat.
7.
Sel
tanaman tomat kemudian ditempatkan pada media tumbuh yang berupa cawan petri
yang mengandung media nutrien selektif.
8.
Bibit
tomat mulai ditanam.
9.
Tanaman
tomat hasil rekayasa genetika mengandung satu kopian gen antibeku dari ikan
Flounder pada setiap selnya.
2.7 UJI KEAMANAN TOMAT FLAVR
SAVR DAN DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN
Perusahaan
Calgene menunjukkan keamanan dan uji dampak lingkungan dibawah pengawasan FDA
untuk meyakinkan masyarakat bahwa tomat transgenik aman untuk dikonsumsi.
Perusahaan tersebut mencoba mengatasi segala kekhawatiran yang mungkin terkait
dengan tomat yang telah diubah secara genetik. Beberapa pengujian yang
dilakukan Calgene untuk menepis kekhawatiran dari penelitian tomat Flavr Savr
menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Semua Substansi Baru Pada
Tomat Flavr Savr tm Telah Diuji Dan Menunjukkan Angka Aman
Plasmid DNA yang dimasukkan ke dalam
genom dari tomat Flavr Savr tidak dianggap sebagai substansi baru sejak
DNA ditemukan dalam semua makhluk hidupdan hancur dalam saluran pencernaan
manusia. Jadi, satu-satunya substansi baru yang diperkenalkan ke dalam tomat
Flavr Savr oleh rekayasa genetika adalah APH(3')II, antibiotik terhadap
bakteri.
Substansi seperti APH(3’)II
menyebabkan kekhawatiran yang besar dalam perubahan genetika tanaman karena
merupakan bahan kimia baru yang tidak ditemukan di varietas alami yang
berpotensi untuk menjadi racun atau alergi bagi manusia. Seperti contoh, gen
dari ikan air dingin yang digunakan pada strawberry dan jeruk untuk menginduksi
ketahanan beku, tetapi protein yang dihasilkan dapat menyebabkan reaksi alergi
pada seseorang yang alergi terhadap seafood. Untuk seseorang yang alegi
terhadap seafood, penelitian sedang dilakukan untuk menentukan keamanan
pada tanaman tersebut. Penelitian secara luas telah dilakukan untuk APH(3’)II
pada tomat Flavr Savr dan menunjukkan bahwa zat kimia ini masih aman bila
dikonsumsi dalam jumlah normal pada manusia. APH(3’)II terbukti
tidak beracun dan tidak menyebabkan alergi terhadap manusia. Hal ini
dilakukan dengan membandingkan struktur molekul APH(3’)II dengan struktur
molekul zat kimia beracun dan alergen menggunakan database komputer untuk
menentukan apakah molekul APH(3’)II memiliki kesamaan properti atau struktur
dengan substansi beracun atau alergen. Namun, tidak ditemukannya kecocokan.
2. Tomat Transgenik Memiliki
Nilai Gizi Sebanding Dengan Tomat Normal
Mengubah genom dari tanaman tertentu
secara teoritis bisa mengubah kadar variasi nutrisi tanaman dimana akan
dikonsumsi oleh manusia. Tetapi, dalam kasus tomat Flavr Savr ini, tidak
ditemukan perubahan yang signifikan terhadap kualitas nutrisi. Berikut akan
ditunjukkan perbandingan kadar vitamin (vitamin A dan C), mineral (kalsium,
magnesium, fosfor, dan natrium) dan protein antara tomat Flavr Savr dengan
tomat normal.
Berdasarkan penelitian oleh Calgene,
pada tanggal 17 Mei 1994, FDA menyimpulkan : “ tomat Flavr Savr belum berubah
secara signifikan bila dibandingkan dengan varietas tomat dengan riwayat
penggunaan yang aman (konvensional, mengubah tomat non-genetik) " dan
"seaman tomat yang dikembangbiakkan dengan cara konvensional" serta
tidak memerlukan label khusus.
Walaupun manfaat utama dari tomat
Flavr Savr dititik beratkan pada peningkatan rasa untuk konsumen, kemungkinan
rekayasa genetik tanaman hampir tak terbatas. Tanaman dapat dibuat agar
tahan lama, tahan serangan serangga atau jamur, atau tahan terhadap kondisi
cuaca yang kurang ideal (seperti dalam kasus stroberi antibeku) atau bahkan
membuat bahan kimia yang dapat di ekstraksi dari jaringan tanaman dan digunakan
sebagai obat-obatan. Selain itu, kebutuhan untuk membuka lahan pertanian baru
dan penggunaan pestisida dapat dikurangi jika penggunaan tanaman rekayasa genetika
menjadi lebih luas. Keberhasilan penelitian tomat Flavr Savr oleh Calgene
dibawah pengawasan ketat dari FDA menunjukkan bahwa tanaman rekayasa genetika
memiliki potensi yang aman untuk dikonsumsi manusia dan lingkungan. Tanaman
transgenik telah diuji keamanannya dan diatur oleh FDA, yang membuktikan
bahwa rekayasa genetik dari tanaman, dalam hal ini tomat Flavr Savr terbukti
aman untuk dikembangkan.[1]
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rekayasa genetika merupakan salah
satu inovasi teknologi dalam bidang bioteknologi. Salah satu produk rekayasa
genetik yang terkenal saat ini adalah tanaman transgenik. Transgenik adalah
rekayasa bentuk maupun kualitasnya melalui penyisipan gen atau DNA dari
binatang, bakteri, mikroba, atau virus untuk tujuan tertentu. Salah satu contoh
pengembangan tanaman transgenik adalah pada tanaman tomat. Tomat merupakan
salah satu produk holtikultura utama. Seperti produk holtikultura pada umumnya,
tomat memiliki shelf-life yang pendek. Untuk mendapatkan tomat yang
tahan terhadap hawa dingin dilakukan dengan cara menggunting gen anti beku pada
ikan Flounder, yaitu ikan yang mampu hidup dalam perairan sedingin es di
Antartika, lalu menempelkannya pada DNA tomat. Penelitian tomat Flavr Savr oleh
Calgene dibawah pengawasan ketat dari FDA menunjukkan bahwa tanaman rekayasa
genetika memiliki potensi yang aman untuk dikonsumsi manusia dan lingkungan.
3.2 Saran
Selain menguntungkan, tanaman
transgenik (hasil rekayasa genetika) dapat juga menimbulkan penyakit yang sulit
diidentifikasi. Jadi sebaiknya kita lebih bijak dalam mengkonsumsi bahan
makanan transgenik. Karena walau bagaimanapun tanaman organik akan jauh lebih
aman untuk dikonsumsi.
DAFTAR PUSTAKA
http://makalah4all.wap.sh/Data/Kumpulan+makalah+pertanian/__xtblog_entry/9604999-rekayasa-genetika-tomat-flavr-savr?__xtblog_block_id=1
[1] http://makalah4all.wap.sh/Data/Kumpulan+makalah+pertanian/__xtblog_entry/9604999-rekayasa-genetika-tomat-flavr-savr?__xtblog_block_id=1
iv
Tidak ada komentar:
Posting Komentar