KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT karena atas segala limpahan rahmat Dan hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “tentang Manusia Dan
Pembangunan” ini dengan sebaik-baiknya.
Kami sadar bahwa makalah ini tidak
dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan guru/dosen, rekan-rekan dan
pihak-pihak yang telah membantu baik secara moril maupun spiritual. Untuk itu
kami mengucapkan terima kasih. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
“Tiada Gading yang tak Retak”
pepatah itulah yang mewakili ungkapan perasaan kami bahwa makalah ini jauh dari
sempurna, maka kiranya kritik dan saran sangat kami nanti dari para pembaca.
i
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR
ISI.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................................................... iii
B.
Rumusan Masalah................................................................................................. iv
C.
Tujuan................................................................................................................... iv
BAB II PEMBAHASAN
A. Esensi Pendidikan dan Pembangunan Serta Titik
Temunya................................. 1
B. Sumbangan Pendidikan pada Pembangunan......................................................... 2
C. Pembangunan Sistem Pendidikan Nasional.......................................................... 3
D. Pembangunan Nasional......................................................................................... 5
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan ........................................................................................................... 8
B.
Saran ..................................................................................................................... 8
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................................... 9
ii
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Sumber
daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan.
Secara makro, faktor-faktor masukan pembangunan, seperti sumber daya alam,
material dan finansial tidak akan memberi manfaat secara optimal untuk
perbaikan kesejahteraan rakyat bila tidak didukung oleh memadainya ketersediaan
faktor SDM, baik secara kualitas maupun kuantitas. Pelajaran yang dapat
dipetik dari berbagai negara maju adalah, bahwa kemajuan yang dicapai oleh
bangsa-bangsa di negara-negara tersebut didukung oleh SDM yang berkualitas.
Jepang, misalnya, sebagai negara pendatang baru (late comer) dalam
kemajuan industri dan ekonomi memulai upaya mengejar ketertinggalannya dari
negara-negara yang telah lebih dahulu mencapai kemajuan ekonomi dan industri
(fore runners) seperti Jerman, perancis dan Amerika dengan cara memacu
pengembangan SDM (Ohkawa dan Kohama 1989).
Pengembangan SDM pada intinya
diarahkan dalam rangka meningkatkan kualitasnya, yang pada gilirannya akan
dapat meningkatkan produktivitas. Hasil berbagai studi menunjukkan, bahwa
kualitas SDM merupakan faktor penentu produktivitas, baik secara makro maupun
mikro. Sumber Daya Manusia (SDM) secara makro adalah warga negara suatu bangsa
khususnya yang telah memasuki usia angkatan kerja yg memiliki potensi untuk
berperilaku produktif (dengan atau tanpa pendidikan formal) yg mampu memenuhi
kebutuhan hidup sendiri dan keluarganya yang berpengaruh pada tingkat
kesejahteraan masyarakat di lingkungan bangsa atau negaranya.
Kualitas SDM Makro sangat
dipengaruhi oleh kualitas kesehatan (fisik dan psikis), kualitas pendidikan
informal dan formal (yang berhubungan dengan keterampilan/keahlian kerja),
kepribadian terutama moral/agama, tingkat kesejahteraan hidup dan ketersediaan
lapangan kerja yang relevan.
Dalam konteks mikro, Sumber Daya
Manusia adalah manusia/orang yang bekerja di lingkungan sebuah organisasi yang
disebut pegawai, karyawan, personil, pimpinan / manajer, pekerja, tenaga kerja,
majikan buruh dll. Di lingkungan organisasi bidang pendidikan adalah semua
pegawai administratif, pendidik /guru, dosen serta tenaga kependidikan lainnya.
Dalam kenyataannya manusia (SDM)
dengan organisasi sebagai wadah untuk mewujudkan hakikat kemanusiaan dan untuk
memenuhi kebutuhan (need) manusia memiliki hubungan yang sangat / kuat.
Hubungan tersebut sebagai berikut :
Oleh karena itu SDM diperlukan oleh
setiap institusi kemasyarakatan dan organisasi. Berbagai institusi
kemasyarakatan, seperti institusi keluarga, institusi ekonomi, dan institusi
keagamaan, SDM merupakan unsur penting dalam pembinaan dan pengembangannya.
iii
Demikian pula dalam organisasi, SDM
berperan sangat penting dalam pengembangannya, terutama bila diinginkan
pencapaian tujuan yang optimal. Bila tujuan akhir setiap kegiatan pembangunan,
baik dalam konteks makro maupun mikro, adalah peningkatan taraf hidup, maka
optimalisasi pencapaian tujuan itu adalah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia
secara optimal. Berdasarkan konsep di atas, dukungan SDM yang berkualitas
sangat menentukan keoptimalan keberhasilan pencapaian tujuan itu.
Kualitas SDM ditentukan oleh
berbagai faktor yang saling berkaitan, di antaranya kesehatan dan kemampuan.
Faktor kemampuan sebagai salah satu faktor penentu kualitas SDM bisa
dikembangkan di antaranya melalui pendidikan. Jadi, pendidikan merupakan suatu
upaya dalam proses pengembangan SDM[1]
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di
uraikan di atas, maka kita dapat menarik beberapa permasalahan yang akan di
bahas dalam makalah ini yaitu :
1.
Apa maksud Esensi
Pendidikan dan Pembangunan Serta Titik Temunya
2.
Maksud dari Sumbangan
Pendidikan pada Pembangunan
3.
Bagaimana Pembangunan
Sistem Pendidikan Nasional
4.
Jelaskan Pembangunan
Nasional
C.
Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah yang telah di rumuskan di atas, maka kita dapat menentukan
tujuan dari makalah ini yaitu :
1.
Mengetahui
tentang Esensi Pendidikan dan Pembangunan Serta Titik Temunya
2.
Mengetahui
tentang Sumbangan Pendidikan pada Pembangunan
3.
Mengetahui
tentang Pembangunan Sistem Pendidikan Nasional
4.
Mengetahui
tentang Pembangunan Nasional
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan menduduki posisi sentral
dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan kualitas SDM. Peranan
pendidikan dalam pembangunan, khususnya pembangunan sistem pendidikan nasional.
Di dalam bagian ini akan dikemukakan tiga hal berturut-turut
yaitu :
- Esensi pendidikan dan pembangunan serta titik temunya.
- Sumbangan pendidikan pada pembangunan
- Pembangunan sistem pendidikan nasional
A.
Esensi Pendidikan dan Pembangunan Serta Titik Temunya
Menurut paham umum kata “pembangunan”lazimnya diasosiasikan
dengan pembangunan ekonomi dan industri yang selanjutnya diasosiasikan dengan
dibangunnya pabrik-pabrik, jalanan, jembatan sampai kepada pelabuhan, alat-alat
transportasi, komunikasi, dan sejenisnya.
Seperti yang dinyatakan dalam GBHN,
hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia. Pernyataan
tersebut dapat diartikan bahwa yang menjadi tujuan akhir pembangunan adalah
manusianya, yaitu dapatnya dipenuhi hajat hidup, jasmaniah dan rohaniah,
sebagai makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk religius, agar dengan
demikian dapat meningkatkan martabatnya selaku makhluk.
Jika pembangunan bertolak dari sifat
hakikat manusia, berorientasi kepada pemenuhan hajat hidup manusia sesuai
dengan kodratinya sebagai manusia maka dalam ruang gerak pembangunan, manusia
dapat dipandang sebagai “objek” dan sekaligus juga sebagai “subjek”
pembangunan.
Sebagai objek pembangunan manusia
dipandang sebagai sasaran yang dibangun. Dalam hal ini pembangunan meliputi
ikhtisar ke dalam diri manusia, berupa pembinaan pertumbuhan jasmani, dan
perkembangan rohani yang meliputi kemampuan penalaran, sikap diri, sikap
sosial, dan sikap terhadap lingkungannya, tekad hidup yang positif serta
keterampilan kerja.
Manusia sebagai sasaran pembangunan
wujudnya diubah dari keadaan yang masih bersifat “potensial” ke keadaan
“aktual”.
Potensi-potensi kebaikan yang perlu
dikembangkan aktualisasinya seperti kemampuan berusaha, berkreasi, kesediaan
menerima kenyataan, berpendrian, rasa bebas yang bertanggung jawab, kejujuran,
toleransi, rendah hati, tenggang rasa, kemampuan bekerjasama, menerima,
melaksanakan kewajiban sebagai keniscayaan, menghormati hak orang lain dan
seterusnya.
Manusia dipandang sebagai “subjek”
pembangunan karena ia dengan segenap kemampuannya menggarap lingkungannya
secara dinamis dan kreatif, baik terhadap sarana lingkungan alam maupun
lingkungan sosial/ spiritual.
Uraian di atas menunjukkan “status”
pendidikan dan pembangunan masing-masing dalam esensi pembangunan serta antar
keduanya.
- Pendidikan merupakan usaha dalam diri manusia sedangkan pembangunan merupakan usaha ke luar dari diri manusia.
- Pendidikan menghasilkan sumber daya tenaga yang menunjang pembangunan dan hasil pembangunan dapat menunjang pendidikan (pembinaan, penyediaan sarana, dan seterusnya).
B. Sumbangan
Pendidikan pada Pembangunan
Sumbangan pendidikan terhadap
pembangunan dapat dilihat pada beberapa segi :
(a) Segi sasaran
(b) Segi lingkungan
(c) Segi jenjang pendidikan
(d) Segi pembidangan
kerja atau sektor kehidupan
1.
Segi Sasaran Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar yang
ditujukan kepada peserta didik agar menjadi manusia yang berkepribadian kuat
dan utuh serta bermoral tinggi.
2.
Segi Lingkungan Pendidikan
Terdiri dari :
1) Lingkungan Keluarga
Di dalam lingkungan keluarga anak
dilatih berbagai kebiasaan yang baik (habit formation) tentang hal-hal yang
berhubungan dengan kecekatan, kesopanan, dan moral.
2) Lingkungan Sekolah
Di lingkungan sekolah (pendidikan
formal), peserta didik dibimbing, untuk memperluas bekal yang telah diperoleh
dari lingkungan kerja keluarganya berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
3) Lingkungan Masyarakat
Di lingkungan masyarakat (pendidikan
non formal), peserta didik memperoleh bekal praktis untuk berbagai jenis
pekerjaan.
3.
Segi Jenjang Pendidikan
Pendidikan dasar merupakan basic
education yang memberikan bekal dasar bagi pendidikan menengah dan pendidikan
tinggi. Artinya pendidikan tinggi berkualitas, jika pendidikan menengahnya
berkualitas, dan pendidikan menengah berkualitas, jika pendidikan dasarnya
berkualitas.
4.
Segi Pembidangan Kerja atau Sektor Kehidupan
Pembidangan kerja menurut sektor
kehidupan meliputi antara lain : bidang ekonomi, hukum, sosial politik,
keuangan, perhubungan, dan komunikasi, pertanian, pertambangan, pertahanan, dan
lain-lain.
C. Pembangunan
Sistem Pendidikan Nasional
Pada bagian ini akan dikemukakan dua
hal, yaitu :
1.
Mengapa
sistem pendidikan harus dibangun.
2.
Wujud
pembangunan sistem pendidikan
1.
Mengapa Sistem Pendidikan Harus Dibangun
Adalah logis jika sistem pendidikan
yang merupakan sarana bagi manusia untuk mengantarkan dirinya menuju kepada
kesempurnaan itu juga perlu disempurnakan.
Sistem pendidikan sebagai sarana
yang menghantar manusia untuk menemukan jawaban atas teka-teki mengenai
dirinya, juga selalu disempurnakan.
Selanjutnya persoalan pendidikan
juga dapat dilihat sebagai persoalan nasional karena pendidikan berhubungan
dengan masa depan bangsa.
2.
Wujud Pembangunan Sistem Pendidikan
Secara makro, sistem pendidikan
meliputi banyak aspek yang satu sama lain bertalian erat, yaitu :
-
Aspek filosofis dan keilmuan
-
Aspek yuridis atau perundang-undangan
-
Struktur
-
Kurikulum yang meliputi materi, metodologi, pendekatan, orientasi
a)
Hubungan Antar Aspek-Aspek
Aspek filosofis, keilmuan, dan
yuridis menjadi landasan bagi butir-butir yang lain, karena memberikan arah
serta mewadahi butir-butir yang lain. Artinya, struktur pendidikan, kurikulum,
dan lain-lain yang lain itu harus mengacu kepada aspek filosofis, aspek
keilmuan, dan aspek yuridis.
b)
Aspek Filosofis Keilmuan
Aspek filosofis berupa penggarapan
tujuan nasional pendidikan. Bagi kita pengembangan sifat kodrati manusia itu
paralel dengan jiwa Pancasila. Filsafat Pancasila ini menggantikan secara total
falsafah pendidikan penjajah. Penjajah memfungsikan pendidikan sebagai sarana
untuk menghasilkan tenaga kerja yang terampil tetapi bersifat bergantung dan
loyal kepada penjajah.
Pendidikan yang sehat harus
merupakan titik temu antara “teori” dengan “praktek”, demikian kata J. H.
Gunning, “Theorie zonder praktijk is voor genieen, praktijk zonder theorie is
voor gekken en schurken”. Teori tanpa praktek hanya cocok bagi orang-orang pintar,
sedangkan praktek tanpa teori hanya terdapat para orang gila.
c)
Aspek Yuridis
Kemajuan zaman menimbulkan
kebutuhan-kebutuhan baru, khususnya kebutuhan akan penyempurnaan sistem
pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan-kebutuhan baru tersebut.
Jelasnya sistem pendidikan perlu disempurnakan, dan tugas ini hanya dapat
dilakukan dengan mendasarkan diri pada Undang-Undang Pendidikan.
a) Isi
UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SPN) lebih
komprehensif, dalam arti bahwa UU No. 2 Tahun 1989 ini mencakup semua jalur,
jenis, dan jenjang pendidikan.
b)
Sifat UU RI No. 2 Tahun 1989 lebih fleksibel dp. UU No. 4/1950 dan UU No.
22/61. Fleksibilitas ini terlihat dalam hal-hal seperti :
(1)
Masih memberi peluang untuk dilengkapi dengan peraturan-peraturan pemerintah
dan keputusan menteri.
(2)
Adanya badan pertimbangan pendidikan nasional
(3)
Adanya tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga dalam
menyelenggarakan pendidikan sehingga pendidikan dapat mengarah kepada
keserasian pemenuhan tujuan negara di satu pihak dan kepentingan rakyat banyak
di pihak yang lain pada masa mendatang.
c)
Undang-Undang RI No. 2 Tahun 1989 tidak hanya bersifat mengatur (seperti UU
Pendidikan yang lalu), tetapi juga memiliki kekuatan hukum yang bersifat
memaksa.
d) UU No. 2
Tahun 1989 lebih memperhatikan prospek masa depan.
d)
Aspek Struktur
Aspek struktur pembangunan sistem
pendidikan berperan pada upaya pembenahan struktur pendidikan yang mencakup
jenjang dan jenis pendidikan, lama waktu belajar dari jenjang yang satu ke
jenjang yang lain, sebagai akibat dari perkembangan sosial budaya dan politik.
e)
Aspek Kurikulum
Kurikulum merupakan sarana
pencapaian tujuan. Jika tujuan kurikuler berubah, maka kurikulum berubah pula.
Perubahan dimaksud mungkin mengenai materinya, orientasinya, pendekatannya
ataupun metodenya.
D. Pembangunan
Nasional
1.
Batasan
Pembangunan ekonomi berarti suatu
proses perubahan struktur produksi (pendapatan nasional) struktur penduduk dan
mata pencaharian (lapangan kerja) dan struktur lalu lintas barang, jasa dan
modal dalam hubungan internasional.
2.
Tujuan (masyarakat masa depan)
Pembangunan nasional Indonesia pada
akhirnya harus bertujuan mencapai negara kesatuan yang berkedaulatan rakyat
serta adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
3.
Strategi pelaksanaan
Strategi dasar pembangunan nasional
Indonesia selama kurang lebih 30 tahun, baik jangka panjang maupun jangka
pendek, bertumpu pada pembangunan ekonomi yang terkait dengan pembangunan
bidang-bidang lainnya.
4.
Karakteristik
Pembangunan nasional merupakan :
-
Bentuk pengamalan Pancasila
-
Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia
seluruhnya
-
Dilaksanakan secara berencana, menyeluruh, terpadu, terarah, bertahap dan
berlanjut
-
Pembangunan dari, oleh dan untuk rakyat
-
Trilogi pembangunan yaitu : pertumbuhan ekonomi, pemerataan dan stabilitas
sosial
5.
Asas :
Terdiri dari
-
Kemampuan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
-
Manfaat
-
Adil dan merata
-
Keseimbangan, keserasian, keselarasan dalam perikehidupan
-
Mandiri
-
Hukum
-
IPTEK
6.
Kedudukan Pembangunan Pendidikan
Mencakup 7 bidang yaitu :
-
Bidang ekonomi
-
Bidan kesejahteraan rakyat, pendidikan dan kebudayaan
-
Bidang agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
-
Bidang IPTEK
-
Bidang hukum
-
Bidang politik
-
Bidang pertahanan dan keagamaan
Peranan pembangunan Nasional
1. Payung
pembangunan pendidikan nasional yang berfungsi menjadi salah satu pembatas
lingkungan pembangunan pendidikan nasional, dan parameter atau tolak ukur
kontribusi keberhasilan fungsi pembangunan pendidikan nasional terhadap
pembangunan nasional.
2. Sumber yang
memberikan masukan pada pembangunan pendidikan nasional berupa hasil-hasil
pembangunan seperti informasi, energi (tenaga), bahan-bahan [1]
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan mempunyai misi
pembangunan. Jika manusia memiliki jiwa pembangunan sebagai hasil pendidikan,
maka diharapkan lingkungannya akan terbangun dengan baik.
Pembangunan yang dimaksud baik yang
bersasaran lingkungan fisik maupun yang bersasaran lingkungan sosial karena
pembangunan pendidikan adalah pembangunan manusia seutuhnya.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini, saya sangat mengharapkan sebuah
saran dan kritik dari semua pihak khususnya kepada dosen mata pelajaran ini,
guna untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam makalah ini, agar dalam
pembuatan makalah berikutnya bisa menjadi lebih baik lagi, terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
-
shoalihin,
makalah pengembangan sumber daya manusia, di peroleh 16 Oktober 2014, Jam 20.00
WIT. Dari, http://shoalihin.wordpress.com/2012/07/04/makalah-pengembangan-sumberdaya-manusia-sdm/
-
http://baimsy.blogspot.com/p/makalah.html
iv
[1]
shoalihin,
makalah pengembangan sumber daya manusia, http://shoalihin.wordpress.com/2012/07/04/makalah-pengembangan-sumberdaya-manusia-sdm/, di akses 16 Oktober 2014, Jam 20.00 WIT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar