Hulk

Chibi Hulk

Selasa, 05 Mei 2015

Makalah Manusia Dan Pembangunan



KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan rahmat Dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “tentang Manusia Dan Pembangunan” ini dengan sebaik-baiknya.
Kami sadar bahwa makalah ini tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan guru/dosen, rekan-rekan dan pihak-pihak yang telah membantu baik secara moril maupun spiritual. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
“Tiada Gading yang tak Retak” pepatah itulah yang mewakili ungkapan perasaan kami bahwa makalah ini jauh dari sempurna, maka kiranya kritik dan saran sangat kami nanti dari para pembaca.














i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah....................................................................................... iii
B.     Rumusan Masalah................................................................................................. iv
C.     Tujuan................................................................................................................... iv
BAB II PEMBAHASAN
A.    Esensi Pendidikan dan Pembangunan Serta Titik Temunya................................. 1
B.     Sumbangan Pendidikan pada Pembangunan......................................................... 2
C.     Pembangunan Sistem Pendidikan Nasional.......................................................... 3
D.    Pembangunan Nasional......................................................................................... 5
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan ........................................................................................................... 8
B.     Saran ..................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 9










ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan. Secara makro, faktor-faktor masukan pembangunan, seperti sumber daya alam, material dan finansial tidak akan memberi manfaat secara optimal untuk perbaikan kesejahteraan rakyat bila tidak didukung oleh memadainya ketersediaan faktor SDM, baik secara kualitas maupun  kuantitas. Pelajaran yang dapat dipetik dari berbagai negara maju adalah, bahwa kemajuan yang dicapai oleh bangsa-bangsa di negara-negara tersebut didukung oleh SDM yang berkualitas. Jepang, misalnya, sebagai negara pendatang baru (late comer)  dalam kemajuan industri dan ekonomi memulai upaya mengejar ketertinggalannya dari negara-negara yang telah lebih dahulu mencapai kemajuan ekonomi dan industri (fore runners)  seperti Jerman, perancis dan Amerika dengan cara memacu pengembangan SDM (Ohkawa dan Kohama 1989).
Pengembangan SDM pada intinya diarahkan dalam rangka meningkatkan kualitasnya, yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan produktivitas. Hasil berbagai studi menunjukkan, bahwa kualitas SDM merupakan faktor penentu produktivitas, baik secara makro maupun mikro. Sumber Daya Manusia (SDM) secara makro adalah warga negara suatu bangsa khususnya yang telah memasuki usia angkatan kerja yg memiliki potensi untuk berperilaku produktif (dengan atau tanpa pendidikan formal) yg mampu memenuhi kebutuhan hidup sendiri dan keluarganya yang berpengaruh pada tingkat kesejahteraan masyarakat di lingkungan bangsa atau negaranya.
Kualitas SDM Makro sangat dipengaruhi oleh kualitas kesehatan (fisik dan psikis), kualitas pendidikan informal dan formal (yang berhubungan dengan keterampilan/keahlian kerja), kepribadian terutama moral/agama, tingkat kesejahteraan hidup dan ketersediaan lapangan kerja yang relevan.
Dalam konteks mikro, Sumber Daya Manusia adalah manusia/orang yang bekerja di lingkungan sebuah organisasi yang disebut pegawai, karyawan, personil, pimpinan / manajer, pekerja, tenaga kerja, majikan buruh dll. Di lingkungan organisasi bidang pendidikan adalah semua pegawai administratif, pendidik /guru, dosen serta tenaga kependidikan lainnya.
Dalam kenyataannya manusia (SDM) dengan organisasi sebagai wadah untuk mewujudkan hakikat kemanusiaan dan untuk memenuhi kebutuhan (need) manusia memiliki hubungan yang sangat / kuat. Hubungan tersebut sebagai berikut :
Oleh karena itu SDM diperlukan oleh setiap institusi kemasyarakatan dan organisasi. Berbagai institusi kemasyarakatan, seperti institusi keluarga, institusi ekonomi, dan institusi keagamaan, SDM merupakan unsur penting dalam pembinaan dan pengembangannya.
iii
Demikian pula dalam organisasi, SDM berperan sangat penting dalam pengembangannya, terutama bila diinginkan pencapaian tujuan yang optimal. Bila tujuan akhir setiap kegiatan pembangunan, baik dalam konteks makro maupun mikro, adalah peningkatan taraf hidup, maka optimalisasi pencapaian tujuan itu adalah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia secara optimal. Berdasarkan konsep di atas, dukungan SDM yang berkualitas sangat menentukan keoptimalan keberhasilan pencapaian tujuan itu.
Kualitas SDM ditentukan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, di antaranya kesehatan dan kemampuan. Faktor kemampuan sebagai salah satu faktor penentu kualitas SDM bisa dikembangkan di antaranya melalui pendidikan. Jadi, pendidikan merupakan suatu upaya dalam proses pengembangan SDM[1]
B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka kita dapat menarik beberapa permasalahan yang akan di bahas dalam makalah ini yaitu :
      1.            Apa maksud Esensi Pendidikan dan Pembangunan Serta Titik Temunya
      2.            Maksud dari Sumbangan Pendidikan pada Pembangunan
      3.            Bagaimana Pembangunan Sistem Pendidikan Nasional
      4.            Jelaskan Pembangunan Nasional

C.      Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah di rumuskan di atas, maka kita dapat menentukan tujuan dari makalah ini yaitu :
      1.            Mengetahui tentang Esensi Pendidikan dan Pembangunan Serta Titik Temunya
      2.            Mengetahui tentang Sumbangan Pendidikan pada Pembangunan
      3.            Mengetahui tentang Pembangunan Sistem Pendidikan Nasional
      4.            Mengetahui tentang  Pembangunan Nasional



BAB II
PEMBAHASAN

Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan kualitas SDM. Peranan pendidikan dalam pembangunan, khususnya pembangunan sistem pendidikan nasional.
Di dalam bagian ini akan dikemukakan tiga hal berturut-turut yaitu :
  1. Esensi pendidikan dan pembangunan serta titik temunya.
  2. Sumbangan pendidikan pada pembangunan
  3. Pembangunan sistem pendidikan nasional
A.    Esensi Pendidikan dan Pembangunan Serta Titik Temunya
Menurut paham umum kata “pembangunan”lazimnya diasosiasikan dengan pembangunan ekonomi dan industri yang selanjutnya diasosiasikan dengan dibangunnya pabrik-pabrik, jalanan, jembatan sampai kepada pelabuhan, alat-alat transportasi, komunikasi, dan sejenisnya.
Seperti yang dinyatakan dalam GBHN, hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa yang menjadi tujuan akhir pembangunan adalah manusianya, yaitu dapatnya dipenuhi hajat hidup, jasmaniah dan rohaniah, sebagai makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk religius, agar dengan demikian dapat meningkatkan martabatnya selaku makhluk.
Jika pembangunan bertolak dari sifat hakikat manusia, berorientasi kepada pemenuhan hajat hidup manusia sesuai dengan kodratinya sebagai manusia maka dalam ruang gerak pembangunan, manusia dapat dipandang sebagai “objek” dan sekaligus juga sebagai “subjek” pembangunan.
Sebagai objek pembangunan manusia dipandang sebagai sasaran yang dibangun. Dalam hal ini pembangunan meliputi ikhtisar ke dalam diri manusia, berupa pembinaan pertumbuhan jasmani, dan perkembangan rohani yang meliputi kemampuan penalaran, sikap diri, sikap sosial, dan sikap terhadap lingkungannya, tekad hidup yang positif serta keterampilan kerja.
Manusia sebagai sasaran pembangunan wujudnya diubah dari keadaan yang masih bersifat “potensial” ke keadaan “aktual”.
Potensi-potensi kebaikan yang perlu dikembangkan aktualisasinya seperti kemampuan berusaha, berkreasi, kesediaan menerima kenyataan, berpendrian, rasa bebas yang bertanggung jawab, kejujuran, toleransi, rendah hati, tenggang rasa, kemampuan bekerjasama, menerima, melaksanakan kewajiban sebagai keniscayaan, menghormati hak orang lain dan seterusnya.
Manusia dipandang sebagai “subjek” pembangunan karena ia dengan segenap kemampuannya menggarap lingkungannya secara dinamis dan kreatif, baik terhadap sarana lingkungan alam maupun lingkungan sosial/ spiritual.
Uraian di atas menunjukkan “status” pendidikan dan pembangunan masing-masing dalam esensi pembangunan serta antar keduanya.
  1. Pendidikan merupakan usaha dalam diri manusia sedangkan pembangunan merupakan usaha ke luar dari diri manusia.
  2. Pendidikan menghasilkan sumber daya tenaga yang menunjang pembangunan dan hasil pembangunan dapat menunjang pendidikan (pembinaan, penyediaan sarana, dan seterusnya).
B.     Sumbangan Pendidikan pada Pembangunan
Sumbangan pendidikan terhadap pembangunan dapat dilihat pada beberapa segi :
(a)    Segi sasaran
(b)   Segi lingkungan
(c)    Segi jenjang pendidikan
(d)   Segi pembidangan kerja atau sektor kehidupan

1.      Segi Sasaran Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar yang ditujukan kepada peserta didik agar menjadi manusia yang berkepribadian kuat dan utuh serta bermoral tinggi.


2.      Segi Lingkungan Pendidikan
Terdiri dari :
1)  Lingkungan Keluarga
Di dalam lingkungan keluarga anak dilatih berbagai kebiasaan yang baik (habit formation) tentang hal-hal yang berhubungan dengan kecekatan, kesopanan, dan moral.
2)  Lingkungan Sekolah
Di lingkungan sekolah (pendidikan formal), peserta didik dibimbing, untuk memperluas bekal yang telah diperoleh dari lingkungan kerja keluarganya berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
3)  Lingkungan Masyarakat
Di lingkungan masyarakat (pendidikan non formal), peserta didik memperoleh bekal praktis untuk berbagai jenis pekerjaan.
3.      Segi Jenjang Pendidikan
Pendidikan dasar merupakan basic education yang memberikan bekal dasar bagi pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Artinya pendidikan tinggi berkualitas, jika pendidikan menengahnya berkualitas, dan pendidikan menengah berkualitas, jika pendidikan dasarnya berkualitas.
4.      Segi Pembidangan Kerja atau Sektor Kehidupan
Pembidangan kerja menurut sektor kehidupan meliputi antara lain : bidang ekonomi, hukum, sosial politik, keuangan, perhubungan, dan komunikasi, pertanian, pertambangan, pertahanan, dan lain-lain.

C.    Pembangunan Sistem Pendidikan Nasional
Pada bagian ini akan dikemukakan dua hal, yaitu :
1.    Mengapa sistem pendidikan harus dibangun.
2.    Wujud pembangunan sistem pendidikan



1.      Mengapa Sistem Pendidikan Harus Dibangun
Adalah logis jika sistem pendidikan yang merupakan sarana bagi manusia untuk mengantarkan dirinya menuju kepada kesempurnaan itu juga perlu disempurnakan.
Sistem pendidikan sebagai sarana yang menghantar manusia untuk menemukan jawaban atas teka-teki mengenai dirinya, juga selalu disempurnakan.
Selanjutnya persoalan pendidikan juga dapat dilihat sebagai persoalan nasional karena pendidikan berhubungan dengan masa depan bangsa. 

2.      Wujud Pembangunan Sistem Pendidikan
Secara makro, sistem pendidikan meliputi banyak aspek yang satu sama lain bertalian erat, yaitu :
-          Aspek filosofis dan keilmuan
-          Aspek yuridis atau perundang-undangan
-          Struktur
-          Kurikulum yang meliputi materi, metodologi, pendekatan, orientasi

a)      Hubungan Antar Aspek-Aspek
Aspek filosofis, keilmuan, dan yuridis menjadi landasan bagi butir-butir yang lain, karena memberikan arah serta mewadahi butir-butir yang lain. Artinya, struktur pendidikan, kurikulum, dan lain-lain yang lain itu harus mengacu kepada aspek filosofis, aspek keilmuan, dan aspek yuridis.
b)      Aspek Filosofis Keilmuan
Aspek filosofis berupa penggarapan tujuan nasional pendidikan. Bagi kita pengembangan sifat kodrati manusia itu paralel dengan jiwa Pancasila. Filsafat Pancasila ini menggantikan secara total falsafah pendidikan penjajah. Penjajah memfungsikan pendidikan sebagai sarana untuk menghasilkan tenaga kerja yang terampil tetapi bersifat bergantung dan loyal kepada penjajah.
Pendidikan yang sehat harus merupakan titik temu antara “teori” dengan “praktek”, demikian kata J. H. Gunning, “Theorie zonder praktijk is voor genieen, praktijk zonder theorie is voor gekken en schurken”. Teori tanpa praktek hanya cocok bagi orang-orang pintar, sedangkan praktek tanpa teori hanya terdapat para orang gila.
c)      Aspek Yuridis
Kemajuan zaman menimbulkan kebutuhan-kebutuhan baru, khususnya kebutuhan akan penyempurnaan sistem pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan-kebutuhan baru tersebut. Jelasnya sistem pendidikan perlu disempurnakan, dan tugas ini hanya dapat dilakukan dengan mendasarkan diri pada Undang-Undang Pendidikan.
a)      Isi UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SPN) lebih komprehensif, dalam arti bahwa UU No. 2 Tahun 1989 ini mencakup semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan.
b)      Sifat UU RI No. 2 Tahun 1989 lebih fleksibel dp. UU No. 4/1950 dan UU No. 22/61. Fleksibilitas ini terlihat dalam hal-hal seperti :
(1)      Masih memberi peluang untuk dilengkapi dengan peraturan-peraturan pemerintah dan keputusan menteri.
(2)      Adanya badan pertimbangan pendidikan nasional
(3)      Adanya tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga dalam menyelenggarakan pendidikan sehingga pendidikan dapat mengarah kepada keserasian pemenuhan tujuan negara di satu pihak dan kepentingan rakyat banyak di pihak yang lain pada masa mendatang.
c)      Undang-Undang RI No. 2 Tahun 1989 tidak hanya bersifat mengatur (seperti UU Pendidikan yang lalu), tetapi juga memiliki kekuatan hukum yang bersifat memaksa.
d)     UU No. 2 Tahun 1989 lebih memperhatikan prospek masa depan.

d)      Aspek Struktur
Aspek struktur pembangunan sistem pendidikan berperan pada upaya pembenahan struktur pendidikan yang mencakup jenjang dan jenis pendidikan, lama waktu belajar dari jenjang yang satu ke jenjang yang lain, sebagai akibat dari perkembangan sosial budaya dan politik.

e)      Aspek Kurikulum
Kurikulum merupakan sarana pencapaian tujuan. Jika tujuan kurikuler berubah, maka kurikulum berubah pula. Perubahan dimaksud mungkin mengenai materinya, orientasinya, pendekatannya ataupun metodenya.

D.    Pembangunan Nasional
1.      Batasan
Pembangunan ekonomi berarti suatu proses perubahan struktur produksi (pendapatan nasional) struktur penduduk dan mata pencaharian (lapangan kerja) dan struktur lalu lintas barang, jasa dan modal dalam hubungan internasional.
2.      Tujuan (masyarakat masa depan)
Pembangunan nasional Indonesia pada akhirnya harus bertujuan mencapai negara kesatuan yang berkedaulatan rakyat serta adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
3.      Strategi pelaksanaan
Strategi dasar pembangunan nasional Indonesia selama kurang lebih 30 tahun, baik jangka panjang maupun jangka pendek, bertumpu pada pembangunan ekonomi yang terkait dengan pembangunan bidang-bidang lainnya.
4.      Karakteristik
Pembangunan nasional merupakan :
-          Bentuk pengamalan Pancasila
-          Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya
-          Dilaksanakan secara berencana, menyeluruh, terpadu, terarah, bertahap dan berlanjut
-          Pembangunan dari, oleh dan untuk rakyat
-          Trilogi pembangunan yaitu : pertumbuhan ekonomi, pemerataan dan stabilitas sosial
5.      Asas :
Terdiri dari
-          Kemampuan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
-          Manfaat
-          Adil dan merata
-          Keseimbangan, keserasian, keselarasan dalam perikehidupan
-          Mandiri
-          Hukum
-          IPTEK
6.      Kedudukan Pembangunan Pendidikan
Mencakup 7 bidang yaitu :
-          Bidang ekonomi
-          Bidan kesejahteraan rakyat, pendidikan dan kebudayaan
-          Bidang agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
-          Bidang IPTEK
-          Bidang hukum
-          Bidang politik
-          Bidang pertahanan dan keagamaan

Peranan pembangunan Nasional
1.   Payung pembangunan pendidikan nasional yang berfungsi menjadi salah satu pembatas lingkungan pembangunan pendidikan nasional, dan parameter atau tolak ukur kontribusi keberhasilan fungsi pembangunan pendidikan nasional terhadap pembangunan nasional.
2.   Sumber yang memberikan masukan pada pembangunan pendidikan nasional berupa hasil-hasil pembangunan seperti informasi, energi (tenaga), bahan-bahan [1]



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Pendidikan mempunyai misi pembangunan. Jika manusia memiliki jiwa pembangunan sebagai hasil pendidikan, maka diharapkan lingkungannya akan terbangun dengan baik.
Pembangunan yang dimaksud baik yang bersasaran lingkungan fisik maupun yang bersasaran lingkungan sosial karena pembangunan pendidikan adalah pembangunan manusia seutuhnya.

B.     Saran
Dalam pembuatan makalah ini, saya sangat mengharapkan sebuah saran dan kritik dari semua pihak khususnya kepada dosen mata pelajaran ini, guna untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam makalah ini, agar dalam pembuatan makalah berikutnya bisa menjadi lebih baik lagi, terima kasih.

















DAFTAR PUSTAKA


-          shoalihin, makalah pengembangan sumber daya manusia, di peroleh 16 Oktober 2014, Jam 20.00 WIT. Dari, http://shoalihin.wordpress.com/2012/07/04/makalah-pengembangan-sumberdaya-manusia-sdm/

-          http://baimsy.blogspot.com/p/makalah.html


[1]               http://baimsy.blogspot.com/p/makalah.html
 
iv


[1]              shoalihin, makalah pengembangan sumber daya manusia, http://shoalihin.wordpress.com/2012/07/04/makalah-pengembangan-sumberdaya-manusia-sdm/, di akses 16 Oktober 2014, Jam 20.00 WIT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar