KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis
haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan bimbingan-Nya
makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana. Makalah yang berjudul
“Pengunaan Bahasa Indonesia Dalam Kehidupan Sehari-Hari” Ini sebagai pemenuhan
tugas dari Dosen Pembina Bahasa Indonesia.
Selama
penyusunan makalah ini banyak kendala yang dihadapi, namun berkat bimbingan
serta bantuan dari berbagai pihak semua kendala tersebut dapat teratasi. Pada
kesempatan ini dengan ketulusan hati penulis, penulis ingin menyampaikan rasa
terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada yang terhormat :
Penulis
merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai, Amin.
i
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR
ISI......................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................................. iii
B. Rumusan Masalah........................................................................................................ iv
C. Tujuan........................................................................................................................... iv
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bahasa Indonesia Yang Baik
Dan Benar................................................... 1
B. Menggunakan Bahasa Indonesia Dalam
Kehidupan Sehari-hari................................. 2
C. Manfaat Penggunaan Bahasa Indonesia...................................................................... 5
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................................... 7
B. Saran............................................................................................................................. 7
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................... ........... 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Istilah
bahasa Indonesia yang baik telah dikenal oleh masyarakat secara luas dalam
kehidupan sehari-hari. Namun pengenalan istilah tidak menjamin secara
komperhensif konsep dan makna istilah bahasa Indonesia yang baik itu. Hal ini
terbukti bahwa masih banyak orang atau masyarakat berpendapat bahwa bahasa
Indonesia yang baik sama dengan bahasa Indonesia yang baku atau bahasa
Indonesia yang benar. Slogan “pergunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan
benar”, tampaknya mudah diucapkan, namun maknanya tidak jelas. Slogan tersebut
diartikan oleh sebagian besar masyarakat bahwa di segala tempat kita harus
menggunakan bahasa Indonesia yang baku. Selain itu, masalah lain yang perlu
kita soroti adalah sebagian besar orang terkadang sulit untuk melakukan
komunikasi yang interaktif satu sama lain, bukan berarti karena mereka tidak
bisa berbahasa indonesia yang baku dengan lancar. Bahasa Indonesia yang baku
dan bahasa indonesia yang benar belum tentu dapat menjamin tersampaikannya maksud
dan tujuan kepada lawan bicara. Sehingga dibutuhkan susunan bahasa indonesia
yang fleksibel yang artinya dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan situasi
dan kondisi.
Dengan
gambaran kondisi yang demikian itu, dimana pengetahuan masyarakat masih kurang
tepat dan terbatas berkaitan dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam makalah ini penulis akan membahas
tentang pengertian bahasa Indonesia yang baik, cara berbahasa Indonesia yang
baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari, serta manfaat penggunaan bahasa
Indonesia.
B.
Rumusan
Masalah
Bahasa
Indonesia yang baik merupakan kemampuan berbahasa yang sangat dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari. Bahasa Indonesia yang baik bukan berarti bahasa
Indonesia yang baku, namun merupakan suatu susunan bahasa yang dikemas secara
fleksibel untuk mempermudah berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
iii
Untuk
itu kita perlu mengetahui dan menguasai bahasa Indonesia yang baik, dengan
mempelajari penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan
sehari-hari, serta manfaat bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan
sehari-hari.
1. Apa yang dimaksud dengan bahasa
Indonesia yang baik dan benar ?
2. Bagaimana cara menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari ?
3. Apa saja manfaat menggunakan bahasa
Indonesia ?
C.
Tujuan
1. Dalam makalah ini terdapat beberapa
tujuan yang terdiri yaitu :
2. Mengetahui Apa yang dimaksud dengan
bahasa Indonesia yang baik dan benar
3. Mengetahui cara menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari
4. Mengetahui manfaat menggunakan
bahasa Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar
Berbahasa Indonesia yang baik adalah berbahasa Indonesia
yang sesuai dengan tempat tempat terjadinya kontak berbahasa, sesuai dengan
siapa lawan bicara, dan sesuai dengan topic pembicaraan. Bahasa Indonesia yang
baik tidak selalu perlu beragam baku. Yang perlu diperhatikan dalam berbahasa
Indonesia yang baik adalah pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut
golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa. Orang yang mahir
menggunakan bahasanya sehingga maksud hatinya mencapai sasarannya, apa pun
jenisnya itu, dianggap berbahasa dengan efektif. Pemanfaatan ragam yang tepat
dan serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa itulah yang
disebut bahasa yang baik atau tepat. Bahasa yang harus mengenai sasarannya
tidak selalu perlu bergam baik (Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan, 1988, halaman 19). Jadi jika kita berbahasa benar
belum tentu baik untuk mencapai sasarannya, begitu juga sebaliknya, jika kita
berbahasa baik belum tentu harus benar, kata benar dalam hal ini mengacu kepada
bahasa baku. Contohnya jika kita melarang seorang anak kecil naik ke atas meja,
“Hayo adek, nggak boleh naik meja, nanti jatuh!” Akan terdengar lucu jika kita
menggunakan bahasa baku, “Adik tidak boleh naik ke atas meja, karena nanti
engkau bisa jatuh!”. Pemakaian bahasa Indonesia yang baik perlu memperhatikan
pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya .(Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988, halaman 20).
Kalo kita cermati kutipan-kutipan di atas tentang apa itu
bahasa Indonesia yang baik, erat sekali hubungannya dengan ragam bahasa.
Berarti untuk lebih memahaminya kita juga perlu tahu apa saja ragam bahasa yang
ada di dalam bahasa Indonesia. Sepertinya perlu pembahasan tersendiri mengenai
hal itu. Jadi yang penting dalam masalah “yang baik dan benar” kali ini adalah
kita tetap berbahasa sesuai keadaan, situasi, dengan siapa kita berbicara, dan
untuk tujuan apa kita berbahasa.
Penggunaan bahasa dengan baik menekankan aspek komunikatif
bahasa. Hal itu berarti bahwa kita harus memperhatikan sasaran bahasa kita.
Kita harus memperhatikan kepada siapa kita akan menyampaikan bahasa kita. Oleh
sebab itu, unsur umur, pendidikan, agama, status sosial, lingkungan sosial, dan
sudut pandang khalayak sasaran kita tidak boleh kita abaikan. Cara kita
berbahasa kepada anak kecil dengan cara kita berbahasa kepada orang dewasa
tentu berbeda. Penggunaan bahasa untuk lingkungan yang berpendidikan tinggi dan
berpendidikan rendah tentu tidak dapat disamakan. Kita tidak dapat menyampaikan
pengertian mengenai jembatan, misalnya, dengan bahasa yang sama kepada seorang
anak SD dan kepada orang dewasa. Selain umur yang berbeda, daya serap seorang
anak dengan orang dewasa tentu saja berbeda. Lebih lanjut lagi, karena
berkaitan dengan aspek komunikasi, maka unsur-unsur komunikasi menjadi penting,
yakni pengirim pesan, isi pesan, media penyampaian pesan, dan penerima pesan.
Mengirim pesan adalah orang yang akan menyampaikan suatu gagasan kepada
penerima pesan, yaitu pendengar atau pembacanya, bergantung pada media yang
digunakannya. Jika pengirim pesan menggunakan telepon, media yang digunakan
adalah media lisan. Jika ia menggunakan surat, media yang digunakan adalah
media tulis. Isi pesan adalah gagasan yang ingin disampaikan kepada penerima
pesan.
Marilah kita gunakan contoh sebuah majalah atau buku.
Pengirim pesan dapat berupa penulis artikel atau penulis cerita, baik komik,
dongeng, atau narasi. Isi pesan adalah permasalahan atau cerita yang ingin
disampaikan atau dijelaskan. Media pesan merupakan majalah, komik, atau buku
cerita. Semua bentuk tertulis itu disampaikan kepada pembaca yang dituju. Cara
artikel atau cerita itu disampaikan tentu disesuaikan dengan pembaca yang
dituju. Berarti, dalam pembuatan tulisan itu akan diperhatikan jenis
permasalahan, jenis cerita, dan kepada siapa tulisan atau cerita itu ditujukan.
B.
Menggunakan
Bahasa Indonesia Dalam Kehidupan Sehari-hari
Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar harus dalam
kehidupan sehari-hari harus sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku.
Misalnya dalam situasi nonformal seperti di warung, di pasar, di rumah dan
lain- lain hendaknya menggunakan bahasa Indonesia yang tidak terlalu terikat.
Contohnya, “ Berapa nih, Bu, ikannya ? “.
Sedangkan
pada situasi formal seperti kuliah, seminar, rapat dan lain- lain, menggunakan
bahasa Indonesia yang resmi dan formal serta memperhatikan kaidah bahasa
Indonesia yang berlaku, seperti kaidah ejaan, kaidah pembentukan kata, kaidah
penyusunan kalimat dan kaidah penataan penalaran. Jika kaidah – kaidah bahasa
kurang ditaati, maka pemakaian bahasa Indonesia tersebut tidak benar atau tidak
baku. Jadi, berbahasa Indonesia yang baik dan benar adalah pemakaian ragam
bahasa yang serasi dengan sasarannya dan juga mengikuti kaidah bahasa yang
benar. Agar penggunaan bahasa Indonesia dapat
digunakan dalam berkomunikasi di lingkungan masyarakat, ada beberapa langkah
yang perlu dilakukan antara lain sebagai berikut :
1. Isi atau makna, yaitu berhubungan
dengan pikiran, gagasan atau perasaan yang disampaikan
2. Keadaan pemakaian bahasa, yaitu yang
berhubungan dengan suasana tempat, atau waktu bahasa
3. Khalayak/sasaran, yaitu yang
berkenaan dengan usia, kelamin, pendidikan, pekerjaan dan kedudukan
4. Sarana saluran yang digunakan,
umpamanya melalui telepon, radio, televisi
5. Cara berhubungan langsung atau tidak
langsung, misalnya melalui forum rapat, televisi, radio, dan surat
Untuk
itu ada baiknya kita tetap harus selalu berbahasa Indonesia yang baik dan benar
yang berarti pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan di
samping itu mengikuti kaidah bahasa yang benar. Ungkapan bahasa Indonesia yang baik
dan benar sebaliknya mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi
persyaratan kebaikan dan kebenaran.
Selain
itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat kita menggunakan bahasa
Indonesia yaitu :
1. Tata bunyi (fonologi), fonologi pada
umumnya dibagi atas dua bagian yang meliputi :
· Fonetik, adalah ilmu yang
menyelidiki dan menganalisa bunyi-bunyi ujaran yang dipakai dalam tutur, serta
mempelajari bagaimana menghasilkan bunyi-bunyi tersebut dengan alat ucap
manusia.
· Fonemik, adalah ilmu yang
mempelajari bunyi atau ujaran yang dalam fungsinya sebagai pembeda arti.
Kalau dalam fonetik kita mempelajari
segala macam bunyi yang dapat dihasilkan oleh alat ucap serta bagaimana
tiap-tiap bunyi itu dilaksanakan, maka dalam fonemik kita mempelajari dan
menyelidiki kemungkinan-kemungkinan, bunyi-bunyi yang dapat mempunyi fungsi
untuk membedakan arti.
2. Tata bahasa (kalimat),
Masalah definisi atau batasan kalimat tidak perlu
dipersoalkan karena sudah terlalu banyak definisi kalimat yang telah
dibicarakan oleh ahli bahasa. Yang lebih penting untuk diperhatikan ialah
apakah kalimat-kalimat yang klita hasilkan dapat memenuhi syarat sebagai
kalimat yang benar (gramatikal). Selain itu, apakah kita dapat mengenali
kalimat-kalimat gramatikal yang dihasilkan orang lain. Dengan kata lain, kita
dituntut untuk memiliki wawasan bahasa Indonesia dengan baik agar kita dapat
menghasilkan kalimat-kalimat yang gramatikal dalam komunikasi baik lisan maupun
tulis, dan kita dapat mengenali kalimat-kalimat yang dihasilkan orang lain
apakah gramatikal atau tidak. Suatu pernyataan merupakan kalimat jika di dalam
pernyataan itu terdapat predikat dan subjek. Jika dituliskan, kalimat diawali
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda seru, atau tanda
tanya. Pernyataan tersebut adalah pengertian kalimat dilihat dari segi
kalengkapan gramatikal kalimat ataupun makna untuk kalimat yang dapat mandiri,
kalimat yang tidak terikat pada unsure lain dalam pemakaian bahasa. Dalam
kenyataan pemakaian bahasa sehari-hari terutama ragam lisan terdapat tuturan
yang hanya terdiri dari atas unsur subjek saja, predikat saja, objek saja, atau
keterangan saja.
3. Kosakata,
Dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kita
dituntut untuk memilih dan menggunakan kosa kata bahasa yang benar. Kita harus
bisa membedakan antara ragam bahasa baku dan ragam bahasa tidak baku, baik
tulis maupun lisan. Ragam bahasa dipengaruhi oleh sikap penutur terhadap kawan
bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembaca (jika dituliskan).
Sikap itu antara lain resmi, akrab, dingin, dan santai. Perbedaan-perbedaan itu
tampak dalam pilihan kata dan penerapan kaidah tata bahasa. Sering pula raga
mini disebut gaya. Pada dasarnya setiap penutur bahasa mempunyai kemampuan
memakai bermacam ragam bahasa itu. Namun, keterampilan menggunakan bermacam
ragam bahasa itu bukan merupakan warisan melainkan diperoleh melalui proses
belajar, baik melalui pelatihan maupun pengalaman. Keterbatasan penguasaan
ragam/gaya menimbulkan kesan bahwa penutur itu kurang luas pergaulannya. Jika
terdapat jarak antara penutur dengan kawan bicara (jika lisan) atau penulis
dengan pembaca (jika ditulis), akan digunakan ragam bahasa resmi atau apa yang
dikenal bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara, akan makin
resmi dan berarti makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.
Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat
kebakuan bahasa yang digunakan.
4. Ejaan,
Dalam bahasa tulis kita menemukan adanya bermacam-macam
tanda yang digunakan untuk membedakan arti sekaligus sebagai pelukisan atas
bahasa lisan. Segala macam tanda tersebut untuk menggambarkan perhentian antara
, perhentian akhir, tekanan, tanda Tanya dan lain-lain. Tanda-tanda tersebut
dinamakan tanda baca. Ejaan suatu bahasa tidak saja berkisar pada persoalan
bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran serta bagaimana menempatkan
tanda-tanda baca dan sebagainya, tetapi juga meliputi hal-hal seperti:
bagaimana memotong-motong suku kata, bagaimana menggabungkan kata-kata, baik
dengan imbuhan-imbuhan maupun antara kata dengan kata. Pemotongan itu harus
berguna terutama bagaimana kita harus memisahkan huruf-huruf itu pada akhir
suatu baris, bila baris itu tidak memungkinkan kita menuliskan seluruh kata di
sana. Kecuali itu, penggunaan huruf kapital juga merupakan unsur penting yang
harus diperhatikan dalam penulisan dengan ejaan yang tepat. Dari uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa keseluruhan peraturan bagaimana menggambarkan lambing-lambang
bunyi-ujaran dan bagaimana inter-relasi antara lambang-lambang itu
(pemisahannya, penggabungannya) dalam suatu bahasa disebut ejaan.
5. Makna,
Pemakaian bahasa yang benar bertalian dengan ketepatan
menggunakan kata yang sesuai dengan tuntutan makna. Misalnya, dalam bahasa ilmu
tidak tepat digunakan kata-kata yang bermakna konotatif (kata kiasan tidak
tepat digunakan dalam ragam bahasa ilmu). Jadi, pemakaian bahasa yang benar
adalah pemakaian bahasa yang sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa. Kriteria
pemakaian bahasa yang baik adalah ketepatan memilih ragam bahsa yang sesuai
dengan kebutuhan komunikasi. Pemilihan ini bertalian dengan topik apa yang
dibicarakan, tujuan pembicaraan, orang yang diajak berbicara (kalau lisan) atau
orang yang akan membaca (kalau tulis), dan tempat pembicaraan. Selain itu,
bahasa yang baik itu bernalar, dalam arti bahwa bahasa yang kita gunakan logis
dan sesuai dengan tata nilai masyarakat kita.
C.
Manfaat
Menggunakan Bahasa Indonesia
1. Mempermudah dalam komunikasi,
Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi
diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima
atau dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi pula kita mempelajari dan
mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita, serta apa yang
dicapai oleh orang-orang yang sezaman dengan kita. Sebagai alat komunikasi,
bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan
memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur
berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa
depan kita (Gorys Keraf, 1997 : 4). Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai
alat komunikasi, kita sudah memiliki tujuan tertentu, kita ingin dipahami oleh
orang lain, kita ingin menyampaikan gagasan yang dapat diterima oleh orang
lain, kita ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita, kita ingin
mempengaruhi orang lain. Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain membeli hasil
pemikiran kita. Jadi, dalam hal ini pembaca atau pendengar atau khalayak
sasaran menjadi perhatian utama kita. Kita menggunakan bahasa dengan
memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak sasaran kita. Pada saat
menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, antara lain kita juga mempertimbangkan
apakah bahasa yang kita gunakan mudah dipahami orang lain atau tidak. Oleh
karena itu, seringkali kita mendengar istilah “bahasa yang komunikatif”.
Misalnya, kata makro hanya dipahami oleh orang-orang dan tingkat pendidikan
tertentu, namun kata besar atau luas lebih mudah dimengerti oleh masyarakat
umum. Kata griya, misalnya, lebih sulit dipahami dibandingkan kata rumah atau
wisma. Dengan kata lain, kata besar, luas, rumah, wisma, dianggap lebih
komunikatif karena bersifat lebih umum. Sebaliknya, kata-kata griya atau makro
akan memberi nuansa lain pada bahasa kita, misalnya, nuansa keilmuan, nuansa
intelektualitas, nuansa tradisional.
2. Mempermudah kita untuk berintegrasi
dan beradaptasi secara social,
Bahasa disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan,
memungkinkan pula manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka,
mempelajari dan mengambil bagian dalam pengalaman-pengalaman itu, serta belajar
berkenalan dengan orang-orang lain. Anggota-anggota masyarakat hanya dapat
dipersatukan secara efisien melalui bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi,
lebih jauh memungkinkan tiap orang untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok
sosial yang dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan
dengan menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk memperoleh
efisiensi yang setinggi-tingginya. Ia memungkinkan integrasi (pembauran) yang
sempurna bagi tiap individu dengan masyarakatnya (Gorys Keraf, 1997 : 5). Cara
berbahasa tertentu selain berfungsi sebagai alat komunikasi, berfungsi pula
sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial. Pada saat kita beradaptasi kepada
lingkungan sosial tertentu, kita akan memilih bahasa yang akan kita gunakan
bergantung pada situasi dan kondisi yang kita hadapi. Kita akan menggunakan
bahasa yang berbeda pada orang yang berbeda. Kita akan menggunakan bahasa yang
nonstandar di lingkungan teman-teman dan menggunakan bahasa standar pada orang
tua atau orang-orang yang kita hormati.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas kita dapat mengambil kesimpulan,
yaitu :
1.
Bahasa Indonesia yang baik adalah
bahasa Indonesia yang pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi dengan
memperhatikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya.
2.
Cara menggunakan bahasa Indonesia
dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan menggunakan bahasa yang baku sesuai
dengan kaidah ejaan atau ejaan yang disempurnakan.
3. Manfaat yang kita peroleh dari
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah mempermudah dalam
berkomunikasi dan dapat mempermudah dalam beradaptasi di lingkungan
bermasyarakat.
B. Saran-Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, kita harus menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan
bahasa yang baku sesuai dengan kaidah ejaan atau ejaan yang disempurnakan.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. Dkk. 2003, Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi-2. Jakarta: Balai Pustaka
Arifin, Zaenal, 2006. Cermat
Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akapress
Badudu, J.S. 1983. Inilah
Bahasa Indonesia Yang Benar. Jakarta: Gramedia
Chaer, Abdul. 2006. Tata
Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta
Effendi, S. 1995. Panduan
Berbahasa Indonesia Dengan Baik dan Benar. Jakarta: Pustaka Jaya
Kartomihardjo, S. 1988. Bahasa
Cermin Kehidupan Masyarakat. Jakarta: P2 LPTK
Moeliono, Anton. 1988. Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Poerwadarminta, W.J.S. 1976. Kamus
Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Prihartini, Niniek. Ejaan Yang
Disempurnakan. Surabaya: Mitra Jaya Compugrafi
Sabariyanto, Dirgo. 1999. Kebakuan
dan Ketidakbakuan Kalimat dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Mitra Gama
Widya
Sugono, Dendy. 1989. Berbahasa
Indonesia Dengan Benar. Jakarta: Priastu
Tarigan, Henry Guntur. 1988. Pengajaran
Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa
http://ryanrahmadi99.blogspot.com/2013/04/makalah-bahasa-indonesia.html