KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat
Tuhan Yang Maha esa karena atas rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah Sistem Politik Indonesia yang
membahas tentang “Sistem Pemerintahan masa orde baru” tepat
pada waktunya.
Makalah
ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas kuliah Sistem Politik
Indonesia,yang membahas mengenai Sistem pemerintahan Orde Baru, agar pembaca
dapat mengetahui dan menjelaskan pengertian sistem pemerintahan,sistem
pemerintahan orba,kelebihan dan kekurangan orba,dan sampai pada berakhirnya
masa orde baru.
Penulis berharap informasi yang ada di
makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu serta mendukung
penulis selama menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari pada
makalah ini masih banyak kekurangan,karena “tak ada gading yang tak retak”.oleh
karena itu penulis senantiasa mengharapkan masukan dari pembaca demi
penyempurnaan makalah yang berikutnya. Penulis juga berharap agar pembaca
memakluminya. Terima kasih.
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................. iii
B. Rumusan Masalah....................................................................................... iii
C. Tujuan......................................................................................................... iv
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sistem
Pemerintahan.................................................................. 1
B.
Sistem Pemerintahan di masa Orde Baru..................................................... 1
C. Kekurangan dan Kelebihan sistem pemerintahan orde baru ....................... 4
D. Kebijakan dan tindakan Soeharto dalam memimpin Negara
di masa orde baru ........................................................................................ 5
E.
Berakhirnya Masa Orde Baru...................................................................... 8
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan................................................................................................ 10
B. Saran.......................................................................................................... 10
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sistem pemerintahan
mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga suatu kestabilan negara itu. Namun di
beberapa negara sering terjadi tindakan separatisme karena sistem pemerintahan
yang dianggap memberatkan rakyat ataupun merugikan rakyat. Sistem pemerintahan
mempunyai fondasi yang kuat dimana tidak bisa diubah dan menjadi statis. Jika
suatu pemerintahan mempunya sistem pemerintahan yang statis, absolut maka hal
itu akan berlangsung selama-lamanya hingga adanya desakan kaum minoritas untuk
memprotes hal
hal tersebut.
Secara luas berarti sistem pemerintahan itu menjaga
kestabilan masyarakat, menjaga tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas,
menjaga fondasi pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan, ekonomi,
keamanan sehingga menjadi sistem pemerintahan yang kontinu dan demokrasi dimana
seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam pembangunan sistem
pemerintahan tersebut. Hingga saat ini hanya sedikit negara yang bisa
mempraktikkan sistem pemerintahan itu secara menyeluruh.
Secara sempit, sistem pemerintahan hanya sebagai sarana
kelompok untuk menjalankan roda pemerintahan guna menjaga kestabilan negara
dalam waktu relatif lama dan mencegah adanya perilaku reaksioner maupun radikal
dari rakyatnya itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Sistem
Pemerintahan.
2. Sistem pemerintahan di
masa orde Baru
3. Kekurangan dan kelebihan
system pemerintahan masa orde baru
4. Kebijakan dan tindakan
Soeharto dalam memimpin Negara di masa orde baru
5. Berakhirnya masa orde baru
iii
C. Tujuan
Tujuan
dari makalah ini adalah :
- Memperoleh pengetahuan Umum tentang bagaimana seharusnya kita hidup bernegara dan berbangsa,
- Menjadi pelajaran hidup tentang sebuah perjuangan panjang untuk membangun sebuah Bangsa menjadi besar,
- Memetik hikmah untuk mengikuti yang baik dan meninggalkan yang buruk, kelak ketika jabatan sudah ada di tangan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Pemerintahan
Sistem
berarti suatu keseluruhan yang terdiri atas beberapa bagian yang mempunyai hubungan fungsional.
Pemerintahan
dalam arti luas adalah pemerintah/ lembaga-lembaga Negara yang menjalankan
segala tugas pemerintah baik sebagai lembaga eksekutif,
legislative maupun yudikatif di suatu Negara dalam rangka mencapai tujuan
penyelenggaraan negara.
Sistem
pemerintahan diartikan sebagai suatu tatanan utuh yang
terdiri atas berbagai komponen pemerintahan yang bekerja saling bergantungan
dan memengaruhi dalam mencapaian tujuan dan fungsi pemerintahan.
Tujuan pemerintahan negara
dalam dasar negara pada umumnya berisi cita-cita, visi dan misi pembentukan
Negara. Misalnya, tujuan pemerintahan negara Indonesia adalah melindungi
segenap bangsa Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social. Lembaga-lembaga yang berada
dalam satu system pemerintahan Indonesia bekerja secara bersama dan saling
menunjang untuk terwujudnya tujuan dari pemerintahan di negara Indonesia.
B.
Sistem Pemerintahan di masa Orde Baru
Orde Baru adalah sebutan bagi masa
pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde Lama
yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno. Orde Baru berlangsung dari tahun
1968 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia berkembang
pesat meski hal ini dibarengi praktek korupsi yang merajalela di negara ini.
Selain itu, kesenjangan antara rakyat yang kaya dan miskin juga semakin
melebar.
Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan 5 tahun sebagai presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara berturut-turut pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan [1998].
Melalui Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar),
Soeharto mulai berkuasa danmemperkenalkan sistem politik barunya yang disebut
dengan Demokrasi Pancasila.Pemerintahan yang sering disebut dengan orde baru
ini, secara formil berlandaskan padaPancasila, UUD 1945, dan Tap MPRS. Orde
baru berencana merubah kehidupan sosial dan politik dengan landasan ideal
Pancasila dan UUD 1945. Jadi secara tidak langsung, Sukarno dan Soeharto
sama-sama berpedoman pada UUD 1945. Rancangan Pembangunan Lima Tahun(Pelita)
adalah salah satu program besarnya untuk mewujudkan itu. Tahapan yang dijalani
orde baru adalah merumuskan dan menjadikan Pancasila sebagai ideologi
Negara, sehingga pancasila membudaya di masyarakat. Ideologi pancasila
bersumber pada cara pandang integralistik yang mengutamakan gagasan tentang
Negara yang bersifat persatuan. Sehingga pancasila diformalkan menjadi
satu-satunya asas bagi organisasi kekuatan politik dan organisasi
keagamaan-kemasyarakatan lainnya. Dan kesetiaan kepada ideologi-ideologi selain
pancasila disamakan dengan tindakan subversi. Di era ini, kekuatan politik
bergeser pada militer, teknokrasi dan birokrasi. Gagasan dan ide
membutuhkan langkah praktis untuk menyeimbangkan dan keseimbangan. Dan ini
tidak terjadi pada masa demokrasi pancasila. Ia hanya menjadi sebatas konsep
besar yang tidak diterapkan dengan utuh. Buktinya masih banyak penyelewengan
yangironisnya berkedok demokrasi di dalam pemerintah. Bisa diuraikan, masa-masa
ini adalah dimana Negara dan rakyat berhadap-hadapan dan pemerintah sangat
mendominasi. Selama rezim orde baru berkuasa, demokrasi pancasila yang
dicanangkan dalam pengertian normatif dan empirik tidak pernah sejalan. Ia
hanya menjadi slogan kosong. Ia tidak lebih baik dari dua model demokrasi
sebelumnya karena penerapannya yang jauh dari kenyataan berlawanan dengan
tujuan demokrasi sendiri. Orde Baru justru menghambat dan membelenggu kebebasan
rakyat. Ia tidak sejalan dengan esensi dan substansi demokrasi. Kekuasaan
menjadi sentralistis pada kepemimpinan Soeharto. Demokrasi baginya hanyalah
alat untuk mengkristalisasikan kekuasaannya. Soeharto kembali menghadirkan
‘demokrasi terpimpin kostitusional’ model barudengan melandaskan ideologi
pancasila sebagai dasar dan falsafah demokrasi.Selama tiga dasawarsa,
pemerintahannya menjadi rezim yang sangat kuat. Pemilihan Umum tidak lagi
menjadi sentral demokratisasi di Negara. Meski telah diadakan selama enam kali
dimasa Soeharto, Pemilu sama sekali tidak mencerminkan nilai-nilai demokratis.
Masih terjadi dominasi satu partai yang sebenarnya dikontrol dan dikelola oleh
Soeharto yang kekuasaannya didukung penuh oleh militer. Tidak ubahnya yang
terjadi adalah ‘demokrasi’ yang membunuh demokrasi
v Latar
Belakang Lahirnya Orde Baru:
1.
Terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965
2.
Keadaan perekonomian semakin memburuk dimana inflasi mencapai 600%
3.
Adanya TRITURA
4.
Turunnya wibawa dan kekuasaan presiden Sukarno
5.
Dikeluarkannya SUPERSEMAR
Di
masa orde baru,presiden sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan
(presidensiil) tapi masa jabatannya tidak jelas (sekali masa jabatan dan
sesudahnya dapat dipilih kembali tanpa kejelasan sampai berapa kali. Legislatif
terdiri dari fraksi partai, fraksi golongan non-partai, fraksi ABRI yang
memiliki dua fungsi yaitu selain sebagai alat negara juga memiliki fungsi
politik-representatif. Masih terdapat DPA yang bertugas memberi pertimbangan
kepada presiden tapi presiden tidak wajib mengikuti pertimbangan tersebut.
Kekuasaan tertinggi berada di tangan MPR.
v Pelaksanaan
Orde Baru
1. Kekuasaan
dipegang penuh oleh Presiden
2. Awalnya
kehidupan demokrasi di Indonesia menunjukkan kemajuan.
3. Perkembangannya,
kehidupan demokrasi di Indonesia tidak berbeda dengan masa Demokrasi Terpimpin.
4. Untuk
menjalankan Demokrasi Pancasila maka Indonesia memutuskan untuk menganut sistem
pemerintahan berdasarkan Trias Politika,tetapi itupun tidak diperhatikan atau
diabaikan.
v Lembaran
Kelam Orde Baru
1.
Diskriminasi non-pribumi ditambah adanya penganiayaan
2.
Pengadilan dan penghukuman oknum-oknum G30S/PKI yang tidak relevan
3.
Terjadinya tragedi-tragedi dan kerusuhan berdarah di tahun 1998
4.
Separatisme mulai berkembang di Papua dan Aceh
5.
Budaya bapakisme sangat berkembang
C.
Kekurangan dan Kelebihan sistem pemerintahan orde baru
Ø Kekurangan
Orde Baru
1. Semaraknya
korupsi, kolusi, nepotisme
2. Pembangunan Indonesia
yang tidak merata dan timbulnya kesenjangan pembangunan antara pusat dan
daerah, sebagian disebabkan karena kekayaan daerah sebagian besar disedot ke
pusat.
3. Pelanggaran
HAM kepada masyarakat non pribumi
4. Kritik
dibungkam dan oposisi diharamkan
5. Penggunaan kekerasan untuk menciptakan
keamanan,antara lain dengan program “penembaakan misterius.”
6. Pelaku
ekonomi yang dominan adalah lebih dari 70% aset kekayaaan Negara
7. Kecemburuan antara penduduk setempat dengan
para transmigran yang memperoleh tunjangan pemerintah
yang cukup besar pada tahun-tahun pertamanya
8. Bertambahnya
kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang tidak merata bagi si kaya dan
simiskin)
9. Kebebasan
pers sangat terbatas, diwarnai oleh banyak koran dan majalah yang dibreidel
Ø Kelebihan
Orde Baru
1. Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang
pada tahun 1968 hanya AS$70 dan pada 1996 telah mencapai AS$1.565
2. Sukses transmigrasi
3. Sukses KB
4. Sukses memerangi butahuruf
5. Sukses swasembada pangan
6. Pengangguran minimum
7. Sukses REPELITA (Rencana Pembangunan Lima
Tahun)
8. Sukses Gerakan Wajib Belajar
9. Sukses Gerakan Nasional Orang-Tua Asuh
10. Sukses keamanan dalam negeri
11. Investor asing mau menanamkan modal di
Indonesia
12. Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan
cinta produk dalam negeri
D.
Kebijakan dan tindakan Soeharto dalam memimpin Negara di masa orde baru
Ø Politik
Presiden Soeharto memulai "Orde Baru" dalam dunia politik Indonesia dan secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang ditempuh Soekarno pada akhir masa jabatannya.
Presiden Soeharto memulai "Orde Baru" dalam dunia politik Indonesia dan secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang ditempuh Soekarno pada akhir masa jabatannya.
Salah satu kebijakan pertama yang dilakukannya adalah
mendaftarkan Indonesia menjadi anggota PBB lagi. Indonesia pada tanggal 19
September 1966
mengumumkan bahwa Indonesia "bermaksud untuk melanjutkan kerjasama dengan
PBB dan melanjutkan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan PBB", dan menjadi
anggota PBB kembali pada tanggal 28 September 1966, tepat 16 tahun setelah Indonesia diterima
pertama kalinya.
Orde
Baru memilih perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan utamanya dan
menempuh kebijakannya melalui struktur Administratif yang didominasi militer
namun dengan nasehat dari ahli ekonomi didikan Barat. DPR dan MPR tidak
berfungsi secara efektif. Anggotanya bahkan seringkali dipilih dari kalangan
militer, khususnya mereka yang dekat dengan Cendana. Hal ini mengakibatkan
Aspirasi rakyat sering kurang didengar oleh pusat. Pembagian PAD juga kurang
adil karena 70% dari PAD tiap provinsi tiap tahunnya harus disetor kepada
Jakarta, sehingga melebarkan jurang pembangunan antara pusat dan daerah.
Ø Eksploitasi sumber daya
Selama masa pemerintahannya,
kebijakan-kebijakan ini, dan pengeksploitasian sumber daya alam secara
besar-besaran menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar namun tidak merata di
Indonesia. Contohnya, jumlah orang yang kelaparan dikurangi dengan besar pada
tahun 1970-an dan 1980-an.
Ø Warga Tionghoa
Warga keturunan Tionghoa juga dilarang
berekspresi. Sejak tahun 1967, warga keturunan dianggap sebagai warga negara
asing di Indonesia dan kedudukannya berada di bawah warga pribumi, yang secara
tidak langsung juga menghapus hak-hak Asasi mereka. Kesenian Barongsai secara
terbuka, perayaan hari raya Imlek, dan pemakaian Bahasa Mandarin dilarang,
meski kemudian hal ini diperjuangkan oleh komunitas china indonesia terutama
dari komunitas pengobatan china tradisional karena pelarangan sama sekali akan
berdampak pada resep obat yang mereka buat yang hanya bisa di tulis dengan
bahasa mandarin. Mereka pergi hingga ke Makhamah Agung dan akhirnya Jaksa Agung
indonesia waktu itu memberi izin dengan catatan bahwa china indonesia bejanji
tidak menghimpun kekuatan untuk memberontak dan menggulingkan pemerintahan
Indonesia. Untuk keberhasilan ini kita mesti memberi penghormatan bagi Ikatan
Naturopatis Indonesia ( I.N.I ) yang anggota dan pengurus nya pada waktu itu
memperjuangkan hal ini demi masyarakat china indonesia dan kesehatan rakyat
indonesia. Hingga china indonesia mempunyai sedikit kebebasan dalam menggunakan
bahasa Mandarin.
Satu-satunya surat kabar berbahasa Mandarin yang
diizinkan terbit adalah Harian Indonesia yang sebagian artikelnya ditulis dalam
bahasa Indonesia. Harian ini dikelola dan diawasi oleh militer indonesia dalam
hal ini adalah ABRI meski beberapa orang china indonesia bekerja juga di sana.
Agama tradisional Tionghoa dilarang. Akibatnya agama Konghucu kehilangan
pengakuan pemerintah.
Pemerintah
Orde Baru berdalih bahwa warga Tionghoa yang populasinya ketika itu mencapai
kurang lebih 5 juta dari keseluruhan rakyat Indonesia dikhawatirkan akan
menyebarkan pengaruh komunisme di Tanah Air. Padahal, kenyataan berkata bahwa
kebanyakan dari mereka berprofesi sebagai pedagang, yang tentu bertolak
belakang dengan apa yang diajarkan oleh komunisme, yang sangat mengharamkan
perdagangan dilakukan.
Orang Tionghoa dijauhkan dari kehidupan politik praktis. Sebagian lagi memilih untuk menghindari dunia politik karena khawatir akan keselamatan dirinya.
Orang Tionghoa dijauhkan dari kehidupan politik praktis. Sebagian lagi memilih untuk menghindari dunia politik karena khawatir akan keselamatan dirinya.
Ø Perpecahan
Bangsa
Di masa Orde Baru pemerintah
sangat mengutamakan persatuan bangsa Indonesia. Setiap hari media massa seperti
radio dan televisi mendengungkan slogan "persatuan dan kesatuan
bangsa". Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah adalah
meningkatkan transmigrasi dari daerah yang padat penduduknya seperti Jawa, Bali
dan Madura ke luar Jawa, terutama ke Kalimantan, Sulawesi, Timor Timur, dan
Irian Jaya. Namun dampak negatif yang tidak diperhitungkan dari program ini
adalah terjadinya marjinalisasi terhadap penduduk setempat dan kecemburuan
terhadap penduduk pendatang yang banyak mendapatkan bantuan pemerintah. Muncul
tuduhan bahwa program transmigrasi sama dengan jawanisasi yang disertai
sentimen anti-Jawa di berbagai daerah, meskipun tidak semua transmigran itu
orang Jawa.
E.
Berakhirnya Masa Orde Baru
Pada pertengahan 1997, Indonesia diserang
krisis keuangan dan ekonomi Asia (untuk lebih jelaslihat: Krisis finansial
Asia), disertai kemarau terburuk dalam 50 tahun terakhir dan hargaminyak, gas
dan komoditas ekspor lainnya yang semakin jatuh. Rupiah jatuh, inflasi
meningkattajam, dan perpindahan modal dipercepat. Para demonstran, yang awalnya
dipimpin paramahasiswa, meminta pengunduran diri Soeharto. Di tengah gejolak
kemarahan massa yangmeluas, Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998, tiga
bulan setelah MPR melantiknyauntuk masa bakti ketujuh. Soeharto kemudian
memilih sang Wakil Presiden, B. J. Habibie, untuk menjadi presiden ketiga
Indonesia.
·
Lembaran Kelam Orde Baru
- Diskriminasi non-pribumi ditambah adanya penganiayaan
- Pengadilan dan penghukuman oknum-oknum G30S/PKI yang tidak relevan
- Terjadinya tragedi-tragedi dan kerusuhan berdarah di tahun 1998
- Separatisme mulai berkembang di Papua dan Aceh
- Budaya bapakisme sangat berkembang
·
Runtuhnya Orde Baru
1. Penyebab utama runtuhnya
kekuasaan Orde Baru adalah adanya krisis moneter tahun 1997. KKN semakin
merajalela, sementara kemiskinan rakyat terus meningkat. Terjadinya ketimpangan
sosial yang sangat mencolok menyebabkan munculnya kerusuhan sosial. Muncul
demonstrasi besar-besaran yang digerakkan oleh mahasiswa dengan tuntutan utama
kaum demonstran adalah perbaikan ekonomi dan reformasi total.
2. Akhirnya pada tanggal 21 Mei
1998 Presiden Soeharto mengundurkan diri dan menyerahkan jabatannya kepada
wakil presiden B.J. Habibie. Peristiwa ini menandai berakhirnya kekuasaan Orde
Baru dan dimulainya Orde Reformasi.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem
pemerintahan yang digunakan pada masa orde baru secara tertulis adalah
demokratis Presidensiil, akan tetapi secara riil sistem presidensiil tersebut
dilaksanakan secara otoriter, patronistik, dan penuh dengan KKN serta cenderung
menentang Pancasila, walaupun ditimbulkan kesan bahwa orde baru adalah
Pancasilais. Terlebih tidak terdapat masa jabatan yang pasti bagi presiden
sebagaimana ciri sistem presidensiil yang benar.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, hendaknya
kita dapat mengambil pelajaran,dan bagaimana bersikap sebagai warganegara yang
baik untuk memajukan bangsa ini. Serta,pemerintahan Indonesia hendaknya
mengambil pelajaran dari masa orde baru,yang penuh dengan KKN,agar tidak
terulang lagi di masa yang akan datang.
DAFTAR
PUSTAKA
Wayan, I Badrika.(2006).Sejarah:Untuk SMA Kelas
XI.Jakarta.Erlangga.
iv
Tidak ada komentar:
Posting Komentar