BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa
adalah masa peralihan dari masa remaja. Masa remaja yang ditandai dengan
pencarian identitas diri, yang kemudia pada masa dewasa ini, identitas diri
didapat sedikit-demi sedikit sesuai dengan umur kronologis dan mental ege-nya.
Berbagai
masalah juga muncul dengan bertambahnya umur pada masa dewasa awal. Dewasa awal
adalah masa peralihan dari ketergantungan kemasa mandiri, baik dari segi
ekonomi, kebebasan menentukan diri sendiri, dan pandangan tentang masa depan
sudah lebih realistis.
Sebagai
seorang individu yang sudah tergolong dewasa, peran dan tanggung jawabnya tentu
makin bertambah besar. la tak lagi harus bergantung secara ekonomis, sosiologis
ataupun psikologis pada orang tuanya. Mereka justru merasa tertantang untuk
membukukan dirinya sebagai seorang pribadi dewasa yang mandiri. ‘Segala urusan
ataupun masalah yang dialami dalam hidupnya sedapat mungkin akan ditangani
sendiri tanpa bantuan orang lain, termasuk orang tua. Berbagai pengalaman baik
yang berhasil maupun yang gagal dalam menghadapi suatu masalah akan dapat
dijadikan pelajaran berharga guna membentuk seorang pribadi yang matang,
tangguh, dan bertanggung jawab terhadap masa depannya.
Secara
fisik, seorang dewasa menampilkan profil yang sempurna dalam arti bahwa
pertumbuhan dan perkembangan aspek-aspek fisiologis telah mencapai posisi
puncak. Mereka memiliki daya tahan dan taraf kesehatan yang prima sehingga
dalam melakukan berbagai kegiatan tampak inisiatif, kreatif, energik, cepat,
dan proaktif.
1.2 Rumusan Masalah
Ada
bererapa masalah yang akan di bahas dalam makalah ini yang berhubungan dengan
perkembangan pada masa dewasa dan tua, adapun masalah-masalah itu diantaranya
adalah sebagai berikut:
1.
Apa yang di maksudkan dengan orang
dewasa?
2.
Kapan peristiwa dewasa itu terjadi?
3.
Peristiwa kehidupan apa saja yang
terjadi pada maasa dewasa dan tua?
4.
Bagaimana penyesuaian kita terhadap
peristiwa-peristiwa kehidupan yang terjadi pada masa dewasa dan tua?
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan
makalah ini bertujuan untuk memberikan penjelasan atau uraian mengenai
perkembangan-perkemnbangan yang terjadi pada masa dewasa dan tua, yang meliputi
transisi dan peristiwa kehidupan pada masa dewasa dan tua. Makalh ini juga
dibuat guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Psikologi perkembangan
1.4 Sistematika Penulisan
Untuk
menguraikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam makalah ini,
dituangkan dalam sistematika penulisan yang meliputi pendahuluan, isi atau
pembahasan dan kesimpulan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dewasa
Menurut
Freud (Bischof:1976), seseorang dikatakan dewasa apabila orang itu bertanggung
jawab terhadap pekerjaan sehari-hari dan cinta yang telah diikrarkan khususnya
kepada pasangan pernikahan. Freud juga menjelaskan bahwa seseorang dikatakan
dewasa apabila mau dan mampu bertanggung jawab terhadap segala tingkah laku,
pekerjaan dan karir yang dilakukan sehari-hari.
Dengan
demikian orang dewasa dituntut untuk mempertanggung jawabkan semua yang
dilakukan bekerja memenuhi kebutuhan dirinya dan kehidupan keluarga sebagai
wujud cinta terhadapp istri dan anak-anaknya. Orang dewasa yang matang tidak
takut terabaikan kepentingan dirinya sendiri dalam memproses mempertanggung
jawabkan cinta yang diikrarkan.
Dalam
kebudayaan Amerika, seorang anak dipandang belum mencapai status dewasa kalau
ia belum mencapai usia 21 tahun. Sementara itu dalam kebudayaan Indonesia,
seseorang dianggap resmi mencapai status dewasa apabila sudah menikah, meskipun
usianya belum mencapai 21 tahun.
2.2 Masa Dewasa sebagai Masa Transisi
1.
Transisi Fisik
Dari
pertumbuhan fisik, menurut Santrock (1999) diketahui bahwa masa dewasa sedang
mengalami peralihan dari masa remaja untuk memasuki masa tua. Pada masa ini,
seorang individu tidak lagi disebut sebagai masa tanggung (akil balik), tetapi
sudah tergolong sebagai seorang pribadi yang benar-benar dewasa (maturity). la
tidak lagi diperlakukan sebagai seorang anak atau remaja, tetapi sebagaimana
layaknya seperti orang dewasa lain-nya. Penampilan fisiknya benar-benar matang
sehingga siap melakukan tugas-tugas seperti orang dewasa lainnya, misalnya
bekerja, menikah, dan mempunyai anak. la dapat bertindak secara bertanggung
jawab untuk dirinya ataupun orang lain (termasuk keluarganya). Segala
tindakannya sudah dapat di-kenakan aturan-aturan hukum yang berlaku, artinya
bila terjadi pelanggaran, akibat dari tindakannya akan memperoleh sanksi hukum
(misalnya denda, dikenakan hukum pidana atau perdata). Masa ini ditandai pula
dengan adanya perubahan fisik, misalnya tumbuh bulu-bulu halus, perubahan
suara, menstruasi, dan kemampuan reproduksi.
2.
Transisi Intelektual
Menurut
anggapan Piaget (dalam Grain, 1992; Miller, 1993; Santrock, 1999; Papalia,
Olds, & Feldman, 1998), kapasitas kognitif dewasa muda tergolong masa
operational formal, bahkan kadang-kadang mencapai masa post-operasi formal
(Turner & Helms, 1995). Taraf ini menyebabkan, dewasa muda mampu memecahkan
masalah yang kompleks dengan kapasitas berpikir abstrak, logis, dan rasional.
Dari sisi intelektual, sebagian besar dari mereka telah lulus dari SMU dan
masuk ke perguruan tinggi (uniiversitas/akademi). Kemudian, setelah lulus
tingkat universitas, mereka mengembangkan karier untuk meraih puncak prestasi
dalam pekerjaannya. Namun demikian, dengan perubahan zaman yang makin maju,
banyak di antara mereka yang bekerja, sambil terns melanjutkan pendidikan yang
lebih tinggi, misalnya pascasarjana. Hal ini mereka lakukan sesuai tuntutan dan
kemajuan perkembangan zaman yang ditandai dengan masalah-masalah yang makin
kompleks dalam pekerjaan di lingkungan sosialnya.
3.
Transisi Peran Sosial
Pada
masa ini, mereka akan menindaklanjuti hubungan dengan pacarnya (dating), untuk
segera menikah agar dapat membentuk dan memelihara kehidupan rumah tangga yang
bam, yakni ter-pisah dari kedua orang tuanya. Di dalam kehidupan rumah tangga
yang baru inilah, masing-masing pihak baik laki-laki maupun wanita dewasa,
memiliki peran ganda, yakni sebagai individu yang bekerja di lembaga pekerjaan
ataupun sebagai ayah atau ibu bagi anak-anaknyal Seorang laki-laki sebagai
kepala rumah tangga, sedangkan seorang wanita sebagai ibu rumah tangga, tanpa
me-, ninggalkan tugas karier tempat mereka bekerja Namun demikian, l tak
sedikit seorang wanita mau meninggalkan kariernya untuk • menekuni tugas-tugas
kehidupan sebagai ibu rumah tangga (domestic tasks), agar dapat mengurus dan
mendidik anak-anaknya dengan baik. Sebagai anggota masyarakat, mereka pun
terlibat dalam aktivitas-aktivitas sosial, misalnya dalam kegiatan pen-didikan
kesejahteraan keluarga (PKK) dan pengurus RT/RW.
2.3 Perkembangan Periode Masa Dewasa
Ada
bebrapa Perkembangan periode kehidupan yang dialami oleh orang dewasa dan tua,
peristiwa-peristiwa tersebut meliputi:
1.
Dewasa Awal ( Young Adulthoud)
Erickson
(dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) mengatakan bahwa seseorang yang
digolongkan dalam usia dewasa awal berada dalam tahap hubungan hangat, dekat
dan komunikatif dengan atau tidak melibatkan kontak seksual. Bila gagal dalam
bentuk keintiman maka ia akan mengalami apa yang disebut isolasi (merasa
tersisihkan dari orang lain, kesepian, menyalahkan diri karena berbeda dengan
orang lain).
Hurlock
(1990) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun samapi kira-kira
umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai
berkurangnya kemampuan reproduktif. Namun Secara umum, mereka yang tergolong
dewasa muda ialah mereka yang berusia 20-40 tahun.
2.
Dewasa tengah/Dewasa Madya (Middle
adulthoud)
Banyak
pendapat yang variatif sehubungan dengan bilangan usia dewasa tengah. Hurlock
(1992) membatasi usia dewas tengah adalah sekitar 40 – 60 tahun. Ia
membagi 2 fase, yaitu usia tengah baya dini ( 40-50 tahun) dan usia
tengah baya lanjut (50 -60 tahun). Mappiare (1982) sepakat dengan batasan usia
tersebut. Gunarsa (1988) menduga bahwa
usia tengah baya berlangsung lebih cepat 5 tahun dari perkiraan orang.
Menurutnya usia tengah baya adalah pada
umur 35 – 60 th. Sementara Jim & Sally (1987), membatasi bahwa usia tengah
baya adalah antara 33 – 70 tahun. Akan tetapi sekalipun terdapat beberapa perbedaan,
yang jelas para ahli umum-nya sepakat bahwa dewasa tengah berlangsung dari
sekitar usia 40 – 45 sampai sekitar usia 65 tahun.
Dalam
banyak hal, periode dewasa tengah adalah waktu timbulnya tekanan emosional.
Oleh Bernice Nengeartein (dalam Callhoun dan Acocella, l990) dikatakan bahwa
peroiode ini merupakan suatu masa ketika orang dapat merasa puas dengan
keberhasilannya. Meskipun bagi orang lain
ada kalanya periode ini justru merupakan
permulaan kemunduran. Bagi Erik
Erikson (Callhoun dan Acocella, l990), dalam periode ini individu memiliki
antara kearifan dan penyerapan pribadi. Kearifan yang dimaksud adalah kapasitas
untuk mengembangkan perhatian terhadap orang lain atau masyarakat sekitar.
Orang yang gagal mengembangkan kapasitas kearifan ini mungkin menjadi semakin
terserap pada diri mereka sendiri seperti larut dalam kehidupan duniawi dan
bendawi saja. Teori Erikson ini berpijak
pada kenyataan yang dia sinyalir bahwa dalam setiap tingkat kehidupan selalu
dicirikan dengan pilihan-pilihan antara 2 pendekatan terhadap kehidupan, satu
positif dan satunya negatif. Tampaknya tengah baya merupakan salah satu waktu dalam hidup seseorang dimana
banyak terjadi peristiwa besar yang memaksanya untuk mengadakan penataan
kembali. Penataan kembali itu kiranya terjadi karena adanya beberapa perubahan
besar dalam hal fisiologis, psikologis, seksual dan perubahan-perubahan sosial
yang menyertai ketiga perubahan itu.
3.
Dewasa Akhir (fnal adulthoud)
Memasuki
lanjut usia merupakan periode akhir dalam rentang kehidupan manusia di dunia
ini. Banyak hal penting yang perlu diperhatikan guna mempersiapkan memasuki
masa lanjut usia dengan sebaik-baiknya. Kisaran usia yang ada pada periode ini
adalah enam puluh tahun ke atas. Ada beberapa orang yang sudah menginjak usia
enam puluh, tetapi tidak menampakkan gejala-gejala penuaan fisik maupun mental.
Oleh karena itu, usia 65 dianggap sebagai batas awal periode usia lanjut pada
orang yang memiliki kondisi hidup yang baik.
2.4 Penyesuaian Terhadap Peristiwa kehidupan
1.
Penyesuaian Terhadap Perkembangan Fisik
Dilihat
dari aspek perkembangan fisik, pada awal masa dewasa kemampuan fisik mencapai
puncaknya, dan sekaligus mengalami penurunan selama periode ini. Yang meliputi:
Ø Kesehatan badan
Awal
masa dewasa ditandai dengan memuncaknya kemampuan dan kesehatan frsik. Mulai
dari sekitar usia 18 hingga 25 tahun, individu memiliki kekuatan yang terbesar,
gerak-gerak reflek mereka sangat cepat. Lebih dari itu, kemampuan reproduktif
mereka berada di tingkat yang pailing tinggi.
Meskipun
pada awal masa dewasa kondisi kesehatan fisik mencapai puncaknya, namun selama
periode ini penurunan keadaan fisik juga terjadi. sejak usia sekitar 25 tahun,
perubahan-perubahan fisik mulai terlihat. Perubahan-perubahan ini sebagian
besar lebih bersifat kuantitatif daripada kualitatif. Secara berangsur-angsur
kekuatan fisik mengalami kemunduran, sehingga lebih mudah terserang penyakit.
Bagi
wanita, perubahan biologis yang utama terjadi selama masa pertengahan dewasa
adalah perubahan dalam hal kemampuan reproduktif, yakni mulai mengalami
menopause atau berhentinya menstruasi dan hilangnya kesuburan.
Pada
umumnya, menopause mulai terjadi pada usia sekitar 50 tahun, tetapi ada juga
yang sudah mengalami menopause pada usia 40. Bagi sebagian besar perempuan,
menopause tidak menimbulkan problem psikologis.
Tetapi,
bagi sebagian lain, menopause telah menyebabkan munculnya sejumlah besar gejala
psikologis, termasuk depresi dan hilang ingatan. Sejumlah studi belakang ini
menunjukkan bahwa problem-problem tersebut sebenarnya lebih disebabkan oleh
reaksi terhadap usia tua yang dicapai oleh wanita dalam suatu masyarakat yang
sangat menghargai anak-anak muda daripada peristiwa menopause itu sendiri
(Feldman, 1996).
Bagi
laki-laki, tetap subur dan mampu menjadi ayah anak-anak sampai memasuki usia
tua. Hanya beberapa kemunduran fisik juga terjadi secara berangsur-angsur,
seperti berkurangnya produksi air mani, dan frekuensi orgasme yang cenderung
merosot.
Penelitian
Daniel Levinson dkk, menemukan bahwa salah satu perubahan penting yang terjadi
pada masa dewasa awal ini adalah menurunnya kekuatan fisik dan psikologis. Pada
akhir usia 30-an dan awal 40-an, umumnya pria menyadari bahwa dirinya sudah
tidak lagi di puncak kemudaannya.
Dia
tidak bisa lagi berlari cepat, mengangkat benda yang berat, dan sedikit tidur.
Penglihatan dan pendengarannya mulai berkurang ketajamannya, daya ingatnya
melemah, dan sulit sekali untuk belajar dan mengingat informasi tertentu.
Dia
menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan lebih gampang terkena penyakit
parah, sehingga rnungkin dapat menimbulkan cacat seumur hidup atau bahkan
kematian (Davidoff, 1988).
Ø Sensori
Pada
masa dewasa tengah perubahan-perubahan dalam penglihatan dan pendengaran
merupakan dua perubahan fisik yang paling menonjol. Pada usia antara 40 dan 59
tahun, daya akomodasi mata mengalami penurunan paling tajam. Karena itu, banyak
orang pada usia setengah baya mengalami kesulitan dalam melihat objek objek
yang dekat (Kline & Schieber, 1985).
Sementara
itu, pendengaran juga mengalami penurunan pada usia sekitar 40 tahun. Penurunan
dalam hal pendengaran ini lebih terlihat pada sensitivitas terhadap nada
tinggi. Dalam hal penurunan sensitivitas terhadap nada tinggi ini, terdapat
perbedaan jenis kelamin, yakni Iaki-laki biasanya kehilangan sensitivitasnya
terhadap nada tinggi lebih awal dibandingkan perempuan.
Perbedaan
jenis kelamin ini mungkin lebih disebabkan oleh pengaruh pengalaman laki-laki
terhadap suara gaduh dalam pekerjaan sehari-hari. Selanjutnya pada masa dewasa
akhir, perubahan-perubahan sensori fisik melibatkan indera penglihatan, indera
pendengaran, indera perasa, indera pencium, dan indera peraba.
Perubahan
dalam indera penglihatan pada masa dewasa akhir misalnya tampak pada
berkurangnya ketajaman penglihatan dan melambatnya adaptasi terhadap perubahan
cahaya.
Biji
mata menyusut dan lensanya menjadi kurang jernih, sehingga jumlah cahaya yang
diperoleh retina berkurang. Retina orang tua usia 65 tahun hanya mampu menerima
jumla cahaya sepertiga dari jumlah cahaya yang diperolehnya pada usia 20 tahun
(Kline & Schiebcr, 1985).
Ø Otak.
Mulai
masa dewasa awal, sel-sel otak juga berangsur-angsur berkurang. Khususnya bagi
orang-orang yang tetap aktif, membantu mengganti sel-sel yang hilang. Hal ini
membantu menjelaskan pendapat umum bahwa orang dewasa yang tetap aktif, baik
secara fisik, seksual, maupun secara mental, menyimpan lebih banyak kapasitas
mereka untuk melakukan aktivitas-aktivitas demikian pada tahun-tahun
selanjutnya.
Pada
usia tua, sejumlah neuron, unit-unit sel dasar dari sistem saraf menghilang.
Menurut hasil sejumlah penelitian, kehilangan neuron itu diperkirakan mencapai
50% selama tahun-tahun masa dewasa. Tetapi, penelitian lain memperkirakan bahwa
kehilangan itu lebih sedikit.
Menurut
Santrock (1995), diperkirakan bahwa 5 hingga 10 % dari neuron kita berhenti
tumbuh sampai kita mencapai usia 70 tahun. Setelah itu, hilangnya neuron akan
semakin cepat.Hilangnya sel-sel otak dari sejumlah orang dewasa di antaranya
disebabkan oleh serangkaian pukulan kecil, tumor otak, atau karena terlalu
banyak minum minuman beralkohol.
Semua
ini akan semakin merusak otak, menyebabkan terjadinya erosi mental, yang sering
disebut dengan kepikunan (senility). Bahkan, juga dapat menimbulkan penyakit
otak yang lebih menakutkan lagi, yaitu penyakit Alzheimer (kepikunsn), yang
diderita 3 % dari populasi dunia berusia 75 tahun.
Alzheimer
dapat merusak kecerdasan pikiran. Pertama pertama Alzheimer menyebabkan memori
berkurang, kemudian penalaran dan bahasa memburuk. Sebagai penyakit yang
menjalar cepat, setelah 5 hingga 20 tahun, penderita menjadi kehilangan arah,
kemudian tidak dapat mengendalikan diri, dan akhirnya kosong secara mental,
hidup menjadi merana (Myers, 1996).
2.
Penyesuaian Terhadap Perkembangan Agama
Penyesuaian
terhadap perkembangan agama pada masa dewasa dewasa antara lain memiliki ciri
sebagai berikut:
·
Menerima kebenaran agama berdasarkan
pertimbangan pemikiran yang matang, bukan sekedar ikut-ikutan.
·
Cenderung bersifat realitas, sehinggga
norma-norma agama lebih banyak diaplikasikan dalam sikap dan tingkah laku.
·
Bersikap positif terhadap ajaran dan
norma-norma agama, dan berusaha untuk mempelajari dan memperdalam pemahaman
keagamaan.
·
Tingkat ketaatan beragama didasarkan
atas pertimbangan dan tanggung jawab diri hingga sikap keberagamaan merupakan
realisasi dari sikap hidup.
·
Bersikap lebih terbuka dan wawasan yang
lebih luas.
·
Bersikap lebih kritis terhadap materi
ajaran agama sehingga kemantapan beragama selain didasarkan atas pertimbangan
pikiran, juga didasarkan atas pertimbangan hati nurani.
·
Sikap keberagamaan cenderung mengarah
kepada tipe-tipe kepribadian masing-masing, sehingga terlihat adanya pengaruh
kepribadian dalam menerima, memahami serta melaksanakan ajaran agama yang
diyakininya.
·
Terlihat adanya hubungan antar sikap
keberagamaan dengan kehidupan social, sehingga perhatian terhadap kepentingan
organisasi sosial keagamaan sudah berkembang
3.
Penyesuaian Terhadap Perkembangan Emosi
Perkembangan
emosional yang terjadi pada masa dewasa adn tua yaitu sebagai berikut:
·
Memulai masa dewasa-muda dengan
optimisme dan pengharapan, kemudian berangsur-angsur mengatur hidupnya kembali
dalam pergumulan antara harapan-kenyataan, idealisme-pengalaman.
·
Goncangan emosional mudah timbul karena
frustrasi dan kekecewaan dalam penyesuaian diri dalam pekerjaan, pernikahan
(dan kondisi tidak menikah), bermasyarakat. Dewasa-muda yang stabil secara
emosi adalah yang tidak membawa masalah emosional yang belum terselesaikan
dalam masa sebelumnya.
·
Kedewasaan emosi dibangun melalui
evaluasi terhadap diri, gaya hidup, dan pengalamannya untuk meningkatkan
kualitas hidupnya (keberhasilan dan kebermaknaan).
4.
Penyesuaian Terhadap Perkembangn Cinta
Selama
tahap perkembangan keintiman ini, nilai-nilai cinta muncul. Cinta mengacu pada
perilaku manusia yang sangat luas dan kompleks. Menurut Santrock (1995), cinta
dapat diklasifikasikan menjadi empat bentuk cinta, yaitu:
·
Altruisme (perhatian terhadap
kesejahteraan orang lain tanpa memperhatikan diri sendiri),
·
Persahabatan,
·
Cinta yang romantis atau bergairah
·
Cinta yang penuh perasaan atau
persahabatan.
Meskipun
cinta sudah tampak dalam tahap-tahap sebelumnya (seperti _cinta bayi pada
ibunya dan cinta birahi pada remaja).
Namun perkembangan cinta dan keintiman sejati baru muncul setelah seseorang memasuki masa dewasa. Pada masa ini, perasaan cinta lebih
dari sekadar gairah atau romantisme, melainkan suatu afeksi – cinta yang penuh
perasaan dan kasih sayang.
Cinta
pada orang dewasa ini diungkapkan dalam bentuk kepedulian terhadap orang lain.
Orang-orang dewasa awal lebih mampu melibatkan diri dalam hubungan bersama, di
mana mereka saling berbagi hidup dengan seorang mitra yang intim.
5.
Penyesuaian Terhadap Perkembangn Seksual
a. Anak
Laki-Laki Menjadi Lelaki
Setelah
aktivitas testis terbentuk pada masa pubertas, secara normal berlanjut
sepanjang sisa umur dengan hanya sedikit pelemahan pada tahun-tahun mendatang.
Pada usia tua ada sedikit pengurangan sperma dan androgen. Hal ini dikaitkan
dengan beberapa perubahan degenerasi di dalam testis, tetapi tidak ada
penurunan testikel yang tiba-tiba dibandingkan dengan daya klimaks wanita.
b. Anak
Perempuan Menjadi Wanita
Pada
tahap terakhir kedewasaan, biasanya setelah menstruasi, tubuh anak perempuan
mulai membentuk tubuh wanita. Perubahan yang dialami anak perempuan secara
langsung berhubungan dengan sekresi hormon wanita, estrogen dan progesteron.
Dia
menjadi lebih tinggi, pinggul dan paha lebih berisi, tubuh lebih padat dan
berlekuk. Buah dada mulai membesar dan rambut tumbuh di tangan dan kaki. Alat
genital eksternal dan internal tumbuh dan berkembang, dinding vagina mulai
menebal. Sekresi vagina terjadi.
Bentuk
tubuh wanita tergantung pada dua hal: besar hormon yang dihasilkan dan
sensitivitas tubuh dalam mereaksi terhadap hormon-hormon tersebut.
Sekitar
umur 45, fungsi ovarium perlahan-lahan semakin berkurang, tingkat estrogen dan
progesteron menurun, yang mengakibatkan berhenti menstruasi dan tidak subur,
penipisan dinding vagina dan sangat sering, perubahan tulang yang menyebabkan
bongkok.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah
melewati masa kanak-kanak dan remaja, akhirnya individu memasuki masa dewasa,
yakni masa terpanjang setelah masa kanak-kanak dan masa remaja. Masa ini adalah
masa dimana seseorang harus melepaskan ketergantungannya dari orang tua dan
mulai belajar madiri karena ia sudah mempunyai peran dan tugas-tugasnya yang
baru.
Tugas-tugas
perkembangan pada masa dewasa ini jika tidak dioptimalkan dengan baik akan
menjadi bumerang bagi dirinya sendiri di masa yang akan datang. Perkembangan
fisik, emosional, agama, cinta, kognitif dan sosial pada masa ini juga sangat
berpengaruh bagi tiap individu.
Sebagai
seorang individu yang sudah tergolong dewasa, peran dan tanggung jawabnya tentu
makin bertambah besar. la tak lagi harus bergantung secara ekonomis, sosiologis
ataupun psikologis pada orang tuanya. Mereka justru merasa tertantang untuk
membukukan dirinya sebagai seorang pribadi dewasa yang mandiri. ‘Segala urusan
ataupun masalah yang dialami dalam hidupnya sedapat mungkin akan ditangani
sendiri tanpa bantuan orang lain, termasuk orang tua. Berbagai pengalaman baik
yang berhasil maupun yang gagal dalam menghadapi suatu masalah akan dapat
dijadikan pelajaran berharga guna mem-bentuk seorang pribadi yang matang,
tangguh, dan bertanggung jawab terhadap masa depannya.
3.2 Saran
Saran
dari penyusun, selagi kita bisa melakukan apa yang masih bisa di kerjakan,
kerjakanlah! Semua waktu adalah waktu yang tepat untuk melakukan sesuatu yang
baik. Janganlah menjadi orang dewasa atau tua yang masih melakukan sesuatu yang
seharusnya dilakukan di masa muda.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang kita
harapkan, maka dari pada itu penulis butuh kritikan dan saran dari ibu dosen
pembimbing kita dan bagi teman-teman yang membacanya, yang sifatnya membanggun,
demi kesempurnaannya kedepan.
DAFTAR PUSTAKA
http://belajarpsikologi.com
mewarnaihidup.blogspot.com
qalbinur.wordpress.com
https://makalah4you.wordpress.com/2011/10/07/makalah-perkembangan-pada-masa-dewasa/
http://www.academia.edu/9607195/Makalah_Perkembangan_Dewasa_and_Tua
http://kompositisme.blogspot.com/2013/06/makalah-psikologi-perkembangan-masa.html
http://my-lieza.blogspot.com/2014/02/makalah-psikologi-perkembangan-dewasa.html
http://kongashifu.blogspot.com/2014/10/makalah-masa-dewasa-akhir-dan-kematian.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar