KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Kuasa atas segalanya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Makalah
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga Makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan saya semoga Makalah ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya
dapat memperbaiki bentuk maupun isi Makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih
baik. Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Makalah
ini.
Sorong, 10 Oktober 2014
STEVENLY. M. RANTUNG
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah.......................................................................................... iv
Rumusan Masalah................................................................................................... iv
Tujuan Pembuatan Makalah.................................................................................... iv
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Mesin Bubut........................................................................... 1
2.1.1. Konstruksi Mesin Bubut ........................................................................ 1
2.1.2. Operasi Bubut ....................................................................................... .3...........
2.1.3. Pengerjaan Tepi (Facing)........................................................................
3
2.1.4. Pembubutan Tirus .................................................................................. 3
2.1.5. Memotong Ulir ....................................................................................... 4
2.1.6. Mesin Bubut Turet ................................................................................. 5
2.1.7. Mesin Bubut Turet Horisontal ............................................................... 5
2.1.8. Perbedaan Antara Mesin Bubut Turet Dengan
Mesin Bubut Biasa ...... 6
2.1.9. Prinsip Pahat Dan Perpahatan ................................................................ 6
2.1.10. Mesin Bubut Turet Horisontal Otomatis............................................... 7
2.1.11 Mesin Bubut Turet Vertikal .................................................................. 7
2.1.12 Mesin Bubut Stasiun Jamak Vertikal Otomatis .................................... 8
2.1.13. Mesin Bubut Otomatis ......................................................................... 8
2.1.14. Mesin Bubut Duplikat .......................................................................... 8
2.1.15. Mesin Ulir Otomatis ............................................................................. 9
2.1.15.1. Mesin Ulir Jenis Swis ........................................................................ 9
2.1.15.2 Spindel Banyak Otomatis .................................................................. 9
2.1.16. Fris Pengebor Vertikal ....................................................................... 10
2.2.
Mesin Bor
2.2.1. Definisi Dan Fungsi Mesin Bor............................................................ 10
2.2.2. Jenis-Jenis Mesin Bor............................................................................ 11
2.2.3. Bagian-Bagian Mesin Bor..................................................................... 12
2.2.4. Pemegang dan Penjepit Benda Kerja.................................................... 12
2.2.5. Jenis-Jenis Mata Bor............................................................................. 13
2.2.6. Mata Pemotong..................................................................................... 13
2.2.7. Kecepatan Potong Pengeboran............................................................. 13
2.2.8. Pemakanan Pengeboran........................................................................ 15........... .
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan .................................................................................................... 16
3.2. Saran............................................................................................................... 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Beberapa aktivitas dalam proses produksi mulai dari
pengawasan, design produk, pemakaian alat-alat mulai dari alat pelindung
diri hingga alat kerja yang digunakan mempengaruhi pada produk yang dihasilkan.
Untuk mendapatkan produksi yang baik dibutuhkan pekerja yang handal tentunya
(mengerti dan memahami cara penggunaan alat kerja) dan juga yang tak kalah
penting keselamatan saat menjalankan pekerjaan. Maka dengan ini penulis ingin
menyajikan sedikit ilmu tentang Mesin Bubut dan Mesin Bor. Dengan adanya
makalah ini diharapkan dapat membantu untuk pemahaman lebih lanjut tentang
Mesin Bubut dan Mesin Bor.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat ditarik sebuah
permasalahan, yaitu :
1.
bagaimana
cara kerja mesin bubut dan mesin bor?
2.
Bagaimana
cara menegenal dan membedakan
jenis-jenis mesin bubut dan Bor
3.
Bagaimana cara mengoperasikan mesin bubut dan mesin
bor sesuai dengan kegunaannya.
1.3.
Tujuan Pembuatan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas,
maka dapat ditarik sebuah tujuan dari permasalahan tersebut, yaitu :
1.
Mahasiswa
mampu mengenal mesin bubut dan mesin bor
2.
Mampu
mengenal dan membedakan jenis-jenis mesin bubut dan Bor
3.
Mampu
mengoperasikan mesin bubut dan mesin bor sesuai dengan kegunaannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Mesin Bubut
2.1.1.
Konstruksi Mesin Bubut
Roda gigi dan mendapatkan daya dari motor yang disambungkan
dengan sabuk V. Pengendali pada kepala tetap bisa mengatur kecepatan sampai 27
variasi kecepatan.
Ekor tetap bisa distel sepanjang bangku untuk menampung panjang stok
yang berbeda-beda. Pergerakannya diatur dengan penyetel roda dan dilengkapi
dengan ulir pengencang pada dasarnya untuk menyetel kelurusan dan untuk
pembubutan tirus.
Sekrup pengarah adalah poros panjang berulir yang terletak agak dibawah dan
sejajar dengan bangku, memanjang dari kepala tetap sampai ekor tetap.
Dihubungkan dengan roda gigi pada kepala tetap dan putarannya bisa dibalik.
Dipasang ke kereta luncur dan bisa dipasang atau dilepas dari kereta luncur selama
operasi. Ulir pengarah hanya untuk membuat ulir saja dan bisa dilepas kalau
tidak dipakai.
Batang hantaran terletak dibawah ulir pengarah yang berfungsi untuk
menyalurkan daya dari kotak pengubah cepat (quick change box) untuk
menggerakkan mekanisme apron dalam arah melintang atau memanjang.
Kereta luncur terdiri dari perletakan majemuk, sadel pahat dan apron.
Konstruksinya kaku karena harus menyangga dan memandu pahat pemotong.
Dilengkapi dengan dua hantaran tangan untuk memandu pahat dalam arah menyilang.
Roda tangan yang atas mengendalikan gerakan perletakan majemuk dan roda tangan
dibawah untuk menggerakkan kereta luncur sepanjang landasan.
Apron yang
terletak pada kereta luncur berisi kendali, roda gigi dan mekanisme lain untuk
menghantar kereta luncur baik dengan tangan atau dengan daya.
Ukuran Mesin bubut dinyatakan dalam diameter benda kerja
yang dapat diputar, sehingga sebuah mesin bubut 400 mm mempunyai arti mesin
bisa mengerjakan benda kerja sampai diameter 400 mm. Ukuran kedua yang diperlukan
dari sebuah mesin bubut adalah panjang benda kerja. Beberapa pabrik menyatakan
dalam panjang maksimum benda kerja diantara kedua pusat mesin bubut, sedangkan
sebagaian pabrik lain menyatakan dalam panjang bangku. Ada beberapa variasi
dalam jenis mesin bubut dan variasi dalam desainnya tersebut tergantung pada
jenis produksi atau jenis benda kerja.
Pembubut Kecepatan (speed lathe) adalah mesin bubut yang mempunyai
konstruksi sederhana dan terdiri dari bangku, kepala tetap, ekor tetap dan
peluncur yang dapat distel untuk mendukung pahat. Digunakan untuk pemahatan
tangan dan kerja ringan maka bubut dioperasikan pada kecepatan tinggi. Mesin
jenis ini biasanya dipakai untuk membubut kayu, atau untuk membuat pusat pada
silinder logam sebelum dikerjakan lebih lanjut oleh mesin bubut mesin.
Pembubut mesin. Mendapatkan namanya dari mesin bubut pertama /lama yang
digerakkan oleh mesin setelah sebelumnya digerakkan dengan sabuk atas (overhead
belt). Yang membedakannya dari bubut kecepatan adalah tambahan untuk pengendalian
kecepatan spindel dan untuk penyanggaan dan pengendalian hantaran pahat tetap.
Kepala tetap dilengkapi dengan puli kerucut empat tingkat yang menyediakan
empat kisaran kecepatan spindel jika dihubungkan ke poros motor. Sebagai
tambahan mesin ini dilengkapi dengan roda gigi belakang yang bila dihubungkan
dengan puli kerucut akan memberikan tambahan empat variasi kecepatan.
Pembubut bangku adalah mesin bubut kecil yang terpasang pada bangku kerja.
Disainnya mempunyai kesamaan dengan mesin bubut kecepatan atau mesin hanya
berbeda dalam ukuran dan pemasangannya. Dibuat untuk benda kecil dan mempunyai
kapasitas ayunan maksimum sebesar 250 mm pada pelat muka.
Pembubut Ruang Perkakas adalah mesin bubut untuk pembuatan perkakas kecil, alat
ukur, die dan komponen presisi lainnya. Mesin ini dilengkapi dengan
segala perlengkapan yang diperlukan untuk membuat pekerjaan perkakas yang
teliti.
2.1.2.
Operasi Bubut
Operasi
pada mesin bubut ada beraneka ragam :
•
Pembubutan
•
Pengeboran
•
Pengerjaan tepi
•
Penguliran
•
Pembubutan tirus
•
Penggurdian
•
Meluaskan lubang
2.1.3.
Pengerjaan Tepi (Facing)
Pengerjaan tepi adalah apabila permukaan harus dipotong pada
pembubut. Benda kerja biasanya dipegang pada plat muka atau dalam pencekam
seperti gambar 3B. Tetapi bisa juga pengerjaan tepi dilakukan dengan benda
kerja diantara kedua pusatnya. Karena pemotongan tegak lurus terhadap sumbu
putaran maka kereta luncur harus dikunci pada bangku pembubut untuk mencegah
gerakan aksial.
2.1.4.
Pembubutan Tirus
Terdapat beberapa standar ketirusan1 dalam praktek
komersial. Penggolongan berikut yang umum digunakan:
1. Tirus
Morse. Banyak digunakan untuk tangkai gurdi, leher, dan pusat pembubut.
Ketirusannya adalah 0,0502 mm/mm (5,02%).
2. Tirus
Brown dan Sharp. Terutama digunakan dalam memfris spindel mesin: 0,0417
mm/mm (4,166%).
3. Tirus
Jarno dan Reed. Digunakan oleh beberapa pabrik pembubut dan perlengkapan
penggurdi kecil. Semua sistem mempunyai ketirusan 0,0500 mm/mm (5,000%), tetapi
diameternya berbeda.
4. Pena
tirus. Digunakan sebagai pengunci. Ketirusannya 0,0208 mm/mm (2,083%).
Ketirusan luar yang teliti dapat dipotong pada sebuah
pembubut dalam beberapa cara:
1.
Mesin kendali numeris yang dapat memotong kerucut sebagai hal yang biasa.
2.
Dengan perlengkapan membubut tirus. Dibautkan pada punggung mesin bubut dan
mempunyai batang pemandu yang dapat dikunci pada sudut atau ketirusan yang
diinginkan. Ketika kereta luncur bergerak sebuah peluncur diatas batang pahat
bergerak masuk dan keluar, sesuai dengan penguncian dari batang. Ketirusan ini
distandardisasi dalam satuan Inggris yaitu (0,60235 in. tiap foot), Brown dan
Sharp (1/2 in. tiap foot), Jarno dan Reed (0,6 in. tiap foot), dan pena tirus
(1/4 in. tiap foot). Konversi diberikan dalam milimeter dan presentase, yang
ekivalen karena ketirusan adalah tanpa satuan di dalam satuan SI.
3.
Perletakan majemuk pada kereta luncur bubut seperti diperlihatkan pada gambar
5. Mempunyai dasar bulat dan dapat diputar ke sembarang sudut yang diinginkan
dari benda kerja. Pahat kemudian dihantarkan kedalam benda kerja dengan tangan.
Metode ini untuk ketirusan pendek.
4.
Penguncian pusat ekor tetap yang digeser. Kalau ekor tetap digeser secara
horisontal dari sumbu sebesar 6,4 mm untuk batang silinder sepanjang 305 mm,
akan diperoleh ketirusan 0,0416 mm/mm (4,16%). Jadi ketirusan juga ditentukan
oleh panjang silinder yang dibubut.
2.1.5.
Memotong Ulir
Biasanya pembuatan ulir dengan mesin bubut dilakukan apabila
hanya sedikit ulir yang harus dibuat atau dibuat bentuk khusus. Bentuk ulir
didapatkan dengan menggerinda pahat menjadi bentuk yang sesuai dengan
menggunakan gage atau plat pola. Gage ini disebut gage senter sebab juga bisa
digunakan sebagai gage penyenter mesin bubut. Pemotong berbentuk khusus bisa
juga digunakan untuk memotong ulir.
Dalam mengunci pahat untuk ulir-V, terdapat dua metode
hantaran pahat. Pahat dapat dihantarkan lurus kedalam benda kerja, ulir
terbentuk karena serangkaian potongan ringan. Metode pemotongan ini baik
digunakan untuk pemotongan besi cor atau kuningan. Metode kedua adalah dengan
menghantar pahat pada suatu sudut. Metode ini digunakan untuk membuat ulir pada
bahan baja.
Pahat diputar sebesar 29o dan pahat dihantar ke benda
kerja sehingga seluruh pemotongan dilakukan pada sisi kiri dari pahat.
2.1.6.
Mesin Bubut Turet
Mesin bubut turet memiliki ciri khusus yang terutama
disesuaikan untuk kebutuhan mesin produksi. Keahlian pekerja disesuaikan pada
mesin ini sehingga operator yang kurang pengalaman bisa menghasilkan komponen
yang sejenis. Karakteristik utama kelompok mesin ini adalah bahwa
pahat/perkakas bisa distel untuk operasi berurutan. Walaupun tenaga
skill/terlatih diperlukan untuk menyetel perkakas dengan benar, namun setelah
itu untuk mengoperasikannya bisa dilakukan oleh tenaga tidak terlatih.
2.1.7.
Mesin Bubut Turet Horisontal
Mesin ini dibuat dalam dua desain umum yaitu ram dan sadel.
Mesin bubut jenis ram (gambar 19.8) disebut demikian sesuai dengan cara
turet dipasang. Turet ditempatkan pada peluncur atau ram yang bergerak
kebelakang dan kemuka pada sebuah sadel yang diapitkan kepada bangku mesin
bubut. Pengaturan ini menghasilkan gerakan cepat dari turet dan dianjurkan
untuk untuk kerja batang atau pencekaman tugas ringan. Sadelnya tidak bergerak
selama operasi.
Pada jenis sadel, yang digunakan untuk pekerjaan pencekaman,
mempunyai turet yang dipasang langsung pada sadel. Sadelnya bergerak bolak
balik bersama turet. Karena perkakas pencekaman menggantung (overhang) dan
tidak mendukung benda kerja, maka perkakas pencekam harus sekaku mungkin. Mesin
bubut turet dikonstruksi dengan cara yang sama dengan mesin bubut biasa.
2.1.8.
Perbedaan Antara Mesin Bubut Turet Dengan Mesin Bubut Biasa
Perbedaan utamanya adalah bahwa mesin bubut turet
disesuaikan untuk pekerjaan produksi yang banyak sedangkan mesin bubut biasa
terutama digunakan untuk berbagai pekerjaan, untuk pembubut ruang perkakas atau
kerja tunggal. Ciri ciri mesin bubut turet yang membuatnya dipakai untuk
produksi banyak adalah:
1. Perkakas bisa distel pada turet untuk
pekerjaan berurutan.
2. Setiap
stasiun dilengkapi dengan penghenti atau penggerak hantaran sehingga
masing-masing pemotongan oleh pahat adalah sama dengan pemotongan sebelumnya.
3.
Pemotongan majemuk dapat diambil dari stasiun yang sama pada saat yang sama,
misalnya pembubutan atau pemboran lubang sebanyak dua buah atau lebih.
4.
Pemotongan kombinasi dapat dibuat yaitu pahat pada peluncur menyilang (cross
slide) dapat digunakan bersamaan dengan pahat pada turet yang lagi memotong.
5.
Kekakuan pada pemegang benda kerja atau pahat harus dibuat pada mesin untuk
pekerjaan majemuk atau pemotongan kombinasi.
6. Mesin
bubut turet mungkin dilengkapi dengan berbagai perlengkapan seperti pembuatan
tirus, pembuatan ulir dan pekerjaan duplikasi dan bisa dikontrol dengan
pita/kaset.
2.1.9.
Prinsip Pahat Dan Perpahatan
Dalam produksi adalah penting bahwa pekerjaan dilakukan
sesingkat mungkin. Waktu yang dihabiskan dalam produksi adalah: waktu
penyetelan, penanganan benda kerja, penanganan mesin, dan waktu pemotongan.
Waktu penyetelan dapat dikurangi dengan menyiapkan semua pahat yang
diperlukan dalam kondisinya dan siap dipakai.
Waktu penanganan benda kerja yaitu waktu yang dipakai dalam
memasang atau melepaskan benda kerja. Hal ini sangat tergantung kepada piranti
pemegang benda kerja. Untuk pekerjaan batang maka waktu ini dikurangi dengan
menggunakan leher stok batang.
Waktu penanganan mesin adalah waktu yang diperlukan dalam memasang masing-masing
perkakas pada tempatnya. Bisa dikurangi dengan menempatkan perkakas pada posisi
dan urutan yang benar sehingga memudahkan penggunaannya atau dengan melakukan
pemotongan kombinasi atau jamak, jika memungkinkan.
Waktu potong untuk suatu operasi dikendalikan oleh penggunaan yang benar
atas perkakas potong, kecepatan dan hantaran. Pemotongan kombinasi bisa
menghemat waktu potong. Pemotongan kombinasi menunjukkan penggunaan serentak
dari pahat peluncur dan turet.
1.
Stok batang dimajukan terhadap penghenti stok kombinasi dan gurdi awal.dan
diapitkan ke leher. Gurdi awal dimajukan dan ujung benda kerja di gurdi/senter.
2. Dibuat lobang pada stok dengan menggurdi sesuai dengan
panjang yang diperlukan.
3. Lubang dibor sesuai dengan diameter ulir.
4. Lubang yang digurdi diperbesar dengan peluas lubang
(reamer)
5. Alur untuk celah ulir dibuat. Untuk operasi ini digunakan
perkakas luncur gerak cepat.
6. Ulirnya dibuat dengan sebuah tap yang dipegang oleh
kopling tap dan pemegang die.
2.1.10.
Mesin Bubut Turet Horisontal Otomatis
Mesin bubut turet otomatis yang penampilannya mirip dengan
jenis sadel standar namun operasinya otomatis. Turet segienam dioperasikan
dengan tenaga hidrolik dan dilengkapi dengan penggeseran melintang cepat dan
penukaran otomatis kepala hantaran yang sesuai pada setiap titik. Gerakan dari
peluncur menyilang dikendalikan oleh nok yang digerakkan oleh gerakan ke depan
dari turet.
2.1.11
Mesin Bubut Turet Vertikal
Mesin bubut turet vertikal mirip dengan fris pengebor
vertikal, tetapi memiliki karakteristik pengaturan turet untuk memasang pahat.
Mesin ini terdiri dari pencekam atau meja berputar dalam kedudukan horisontal,
dengan turet dipasangkan diatas rel menyilang. Mesin ini dikembangkan untuk
memudahkan pemuatan, pemegangan dan pemesinan dari suku cadang berat dan
diameter besar. Kepala turet utama yang berputar, kepala ram yang ditunjukkan di
sebelah kiri dan kepala samping.
Untuk mengadakan pemotongan bersudut, baik ram maupun turet
dapat diputar 30 derjat kekiri atau kanan dari pusat. Ram menyediakan stasiun
perkakas lain pada mesin yang bisa dioperasikan terpisah atau bersama-sama
dengan yang lainnya. Mesin bisa dilengkapi dengan pengendali yang akan
menghasilkan operasi otomatik pada setiap kepala, laju dan arah hantaran dan
perubahan kecepatan spindel.
2.1.12
Mesin Bubut Stasiun Jamak Vertikal Otomatis
Mesin ini didesain untuk produksi tinggi dan biasanya
dilengkapi dengan lima atau sembilan stasiun kerja dan posisi/dudukan pemuatan.
Dalam beberapa mesin disediakan dua spindel untuk setiap stasiun. Biasanya
semua jenis operasi bisa dilakukan seperti menfris, menggurdi, mengulir, mengetap,
meluaskan lobang dan mengebor. Keuntungan mesin ini adalah bahwa operasi bisa
dilakukan secara serentak dan dengan urutan yang sesuai.
2.1.13.
Mesin Bubut Otomatis
Mesin bubut yang perkakasnya secara otomatis dihantarkan
kepada benda kerja dan mundur setelah daurnya diselesaikan, dikenal sebagai
mesin bubut otomatis. Mesin bubut yang otomatis sepenuhnya dilengkapi dengan
magasin hantaran sehingga sejumlah suku cadang dapat dimesin secara berurutan
dengan hanya sedikit pengawasan dari operator.
2.1.14.
Mesin Bubut Duplikat
Mesin bubut duplikat memproduksi kembali sejumlah suku
cadang dari bentuk induk ataupun contoh dari benda kerja. Hampir setiap mesin
bubut standar dapat dimodifikasi untuk pekerjaan penduplikasian. Reproduksinya
dari sebuah pola, baik bulat atau datar yang biasanya dipasangkan dibelakang
mesin bubut. Pola dihubungkan dengan sebuah jarum yang digerakkan oleh udara,
hidrolik atau listrik.
2.1.15.
Mesin Ulir Otomatis
Ditemukan oleh Christopher N. Spencer. Ciri utama dari mesin
tersebut adalah adanya pengontrolan gerakan turet sehingga perkakas bisa
diumpan ke benda kerja pada kecepatan yang diinginkan, ditarik dan diarahkan ke
kedudukan berikutnya. Ini semuanya dilakukan dengan mekanisme nok berbentuk
silinder atau drum yang terletak dibawah turet. Ciri khas lainnya yang
dikendalikan oleh nok adalah mekanisme pemegangan benda kerja pada leher, dan
melepaskannya pada akhir siklus.
Mesin pertama jenis ini hanya beroperasi untuk membuat
sekrup dan baut. Karena mesin ini hanya memproduksi komponen satu persatu
dengan sedikit perhatian dari operator maka sebab itu disebut otomatik. Mesin
ulir otomatis bisa diklasifikasikan berdasarkan turet atau jumlah spindel, tapi
mesin multi spindel tidak diklasifikasikan sebagai mesin ulir tetapi sebagai
mesin spindel-banyak otomatis. Mesin ini mempunyai peluncur melintang yang bisa
membawa perkakas didepan dan dibelakang, dan turet yang terpasang pada posisi
vertikal pada peluncur gerakan longitudinal. Perkakas dipasang disekeliling
turet pada bidang vertikal segaris dengan spindel.
2.1.15.1.
Mesin Ulir Jenis Swis
Mesin ulir jenis Swis adalah tampak ujung mesin ulir jenis
swiss yang dikembangkan untuk pembubutan teliti dari komponen kecil. Pahat mata
tunggal digunakan pada mesin ini dan ditempatkan secara radial disekeliling
bushing karbida dimana stok dimajukan selama proses pemesinan. Pembubutan
dilakukan oleh dua mata perkakas horisontal sedangkan tiga lainnya digunakan
untuk membuat alur, memotong putus dan membuat alur.
2.1.15.2
Spindel Banyak Otomatis
Mesin spindel banyak otomatis adalah jenis yang paling cepat
dari mesin produksi untuk pekerjaan batang. Mesin ini otomatis sepenuhnya dan
dibuat dalam berbagai model dengan dua, empat, lima, enam atau delapan spindel.
Dalam mesin ini langkah operasi dibagi menjadi beberapa bagian sehingga satu
stasiun mengerjakan satu bagian operasi dan semua stasiun beroperasi secara
serentak sehingga memperpendek waktu pengerjaan.
Spindel yang membawa stok batang seluruhnya dipegang dan
diputar dalam rel stok. Didepan spindel terdapat sebuah peluncur pahat ujung
untuk tempat meletakkan pahat segaris dengan dengan masing-masing spindel
mesin. Peluncur pahat tidak mengarah atau berputar bersama pembawa spindel
melainkan bergerak maju-mundur untuk membawa ujung pahat ke dan dari
persinggungan dengan batang atau stok yang berputar.
2.1.16.
Fris Pengebor Vertikal
Pada mesin ini benda kerja berputar pada meja horisontal.
Pahat pemotong stasioner, kecuali untuk gerakan hantaran dan terpasang pada rel
menyilang yang tingginya dapat distel. Pekerjaan yang bisa dilakukan adalah
pekerjaan tepi horisontal, pembubutan vertikal dan pengeboran. Mesin ini diberi
tingkatan berdasarkan diameter mejanya yang ukurannya bervariasi dari 1 sampai
12 m. Mesin Fris Pengebor vertikal adalah contoh mesin fris pengebor vertikal.
Kelebihan dari mesin ini adalah bisa memegang suku cadang yang besar dan berat,
karena benda kerja dapat diletakkan di meja dengan crane.
2.2. Mesin
Bor
2.2.1. Definisi Dan
Fungsi Mesin Bor
Mesin
bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong yang arah
pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan pelubangan).
Sedangkan Pengeboran adalah operasi menghasilkan lubang berbentuk bulat dalam
lembaran-kerja dengan menggunakan pemotong berputar yang disebut bor dan
memiliki fungsi untuk Membuat lubang, Membuat lobang bertingkatm, Membesarkan lobang, Chamfer.
2.2.2. Jenis-Jenis Mesin
Bor
1. Mesin Bor Meja
Mesin
bor meja adalah mesin bor yang diletakkan diatas meja. Mesin ini digunakan
untuk membuat lobang benda kerja dengan diameter kecil (terbatas sampai dengan
diameter 16 mm). Prinsip kerja mesin bor meja adalah putaran motor listrik
diteruskan ke poros mesin sehingga poros berputar. Selanjutnya poros berputar
yang sekaligus sebagai pemegang mata bor dapat digerakkan naik turun dengan
bantuan roda gigi lurus dan gigi rack yang dapat mengatur tekanan pemakanan
saat pengeboran.
2. Mesin Bor Lantai
Mesin
bor lantai adalah mesin bor yang dipasang pada lantai. Mesin bor lantai disebut
juga mesin bor kolom. Jenis lain mesin bor lantai ini adalah mesin bor yang
mejanya disangga dengan batang pendukung. Mesin bor jenis ini biasanya
dirancang untuk pengeboran benda-benda kerja yang besar dan berat.
3. Mesin Bor Radial
Mesin
bor radial khusus dirancang untuk pengeboran benda-benda kerja yang besar dan
berat. Mesin ini langsung dipasang pada lantai, sedangkan meja mesin telah
terpasang secara permanen pada landasan atau alas mesin.
4. Mesin Bor Koordinat
Mesin
bor koordinat pada dasarnya sama prinsipnya dengan mesin bor sebelumnya.
Perbedaannya terdapat pada sistem pengaturan posisi pengeboran. Mesin bor
koordinat digunakan untuk membuat/membesarkan lobang dengan jarak titik pusat
dan diameter lobang antara masing-masingnya memiliki ukuran dan ketelitian yang
tinggi. Untuk mendapatkan ukuran ketelitian yang tinggi tersebut digunakan meja
kombinasi yang dapat diatur dalam arah memanjang dan arah melintang dengan
bantuan sistem optik. Ketelitian dan ketepatan ukuran dengan sisitem optik dapat
diatur sampai mencapai toleransi 0,001 mm.
2.2.3. Bagian-Bagian
Mesin Bor
1. Cekam Bor
Cekam
bor digunakan untuk memegang mata bor bertangkai silindris. Biasanya cekam ini
mempunyai 2 atau 3 rahang penjepit. Ukuran cekam bor ditunjukkan oleh diameter terbesar
dari mata bor yang dapat dijepit.
2. Sarung
Pengurung/Sarung Tirus
Mata
bor yang bertangkai tirus dapat dipegang oleh sarung pengurung yang berlobang
tirus. Oleh karena tangkai dan sarung berbentuk tirus, maka pada saat mata bor
ditekan, ia akan saling mengunci. Lobang dan tangkai tirus dibuat menurut tirus
morse, yaitu ketrirusan menurut standar internasional.
2.2.4. Pemegang dan
Penjepit Benda Kerja
1. Ragum Tangan
Ragum
tangan dapat dibuka dan dikunci dengan kekuatan tangan. Benda kerja yang dapat
dijepit oleh ragum tangan harus berukuran kecil dan terbatas sampai pada
diameter ± 6 mm.
2. Ragum Mesin
Benda
kerja yang besar tidak dapat dipegang oleh tangan karena gaya pemotongannya
semakin besar, maka digunakan ragum mesin.
3. Meja Mesin
Penjepitan
benda kerja pada meja mesin umumnya dilakukan apabila benda kerja tidak mungkin
di jepit oleh ragum. Teknik penjepitan benda kerja menggunakan baut pengunci T
yang mana baut ini dimasukkan ke dalam alur meja mesin bor.
4. Tangan
Pemegangan
benda kerja dengan tangan dapat dilakukan untuk benda kerja yang kecil dan
panjang serta lobang yang dibuat tidak dalam dan berdiameter kecil.
2.2.5. Jenis-Jenis Mata
Bor
1. Mata Bor Spiral
Disebut
mata bor spiral karena mata bor ini mempunyai alur potong melingkar yang
berbentuk spiral sepanjang badan. Mata bor spiral mempunyai dua bagian utama
yaitu mata potong dan sudut pemotong. Mata bor spiral dibuat dari bahan baja
karbon, baja campuran, baja kecepatan tinggi dan karbida. Bentuk badan mata bor
ini tidak silindris tetapi berbentuk tirus dari ujung sampai batas tangkai
dengan kenaikan 0,05 mmsetiap kenaikan panjang 100 mm. Mata bor spiral terdapat
dua macam bentuk tangkai, yaitu tangkai berbentuk silindris dan tangkai yang
berbentuk tirus. Alur spiral mempunyai sudut tatal dan dapat mempercepat
keluarnya bram selama pengeboran. Mata potong terdiri dari dua buah bibir
pemotong. Tebal bor merupakan tulang/punggung yang berbentuk spiral , bagian
ini terdapat di kedua alur pemotong. Sisi pemotong terdapat sepanjang alur
pemotong dan ini dapat menentukan ukuran bor.
2.2.6. Mata Pemotong
Mata
potong terdiri dari dua bagian, yaitu bibir pemotong dan sisi pemotong. Bibir
pemotong mata bor terdapat dua buah yang terletak antara dua sisi pemotong yang
saling berhadapan. Kedua sisi pemotongan ini diasah hingga membentuk sudut yang
bervariasi sesuai dengan bahan yang di bor.
2.2.7. Kecepatan Potong
Pengeboran
Kecepatan
potong ditentukan dalam satuan panjang yang dihitung berdasarkan putaran mesin
per menit. Atau secara defenitif dapat dikatakan bahwa kecepatan potong adalah
panjangnya bram yang terpotong per satuan waktu. Setiap jenis logam mempunyai
harga kecepatan potong tertentu dan berbeda-beda. Dalam pengeboran putaran
mesin perlu disesuaikan dengan kecepatan potong logam. Bila kecepatan potongnya
tidak tepat, mata bor cepat panas dan akibatnya mata bor cepat tumpul atau bisa
patah.
Untuk
mendapatkan putara mesin bor per menit ditentukan berdasarkan keliling mata bor
dalam satuan panjang . Kemudian kecepatan potong dalam meter per menit dirubah
menjadi milimeter per menit dengan perkalian 1000. akhirnya akan diperoleh
kecepatan potong pengeboran dalam harga milimeter per
menit. Dalam satu
putaran penuh, bibir mata bor (Pe) akan menjalani jarak sepanjang garis lingkaran
(U). Oleh karena itu, maka Dimana:
U = Keliling bibir mata
potong bor
D = Diameter mata bor
P = 3.1
Jarak
keliling pemotongan mata bor tergantung pada diameter mata bor. Waktu
pemotongan juga menentukan kecepatan pemotongan. Oleh karena itu jarak yang
ditempuh oleh bibir pemotong mata bor harus sesuai dengan kecepatan putar mata
bor. Berdasarkan hal tersebut maka jarak keliling bibir pemotongan mata bor (U)
selama n putaran per menit dapat dihitung dengan rumus:
U = p x d x n
Dimana:
U = keliling bibir
potong mata bor
D = Diameter mata bor
N = putaran mata bor per
menit
Biasanya
kecepatan potong dilambangkan dengan huruf V dalam satuan meter per menit.
Jarak keliling yang ditempuh mata bor adalah sama dengan jarak atau panjangnya
bram yang terpotong dalam satuan panjang per satuan waktu. Berdasarkan hal
tersebut maka jarak keliling yang ditempuh mata potong bor (U) sama dengan
panjangnya bram terpotong dalam satuan meter per menit. Berarti kecepatan potong
sama dengan jarak keliling pemotongan mata bor.
Maka:
V = U
V= p x d x n (m/menit)
2.2.8. Pemakanan
Pengeboran
Pemakanan
adalah jarak perpindahan mata potong bor ke dalam lobang/benda kerja dalam satu
kali putaran mata bor. Besarnya pemakanan dalam pengeboran dipilih berdasarkan
jarak pergeseran mata bor dalam satu putaran, sesuai dengan yang diinginkan.
Pemakanan juga tergantung pada bahan yang akan
dibor, kualitas lubang yang dibuat, kekuatan mesin yang ditentukan
berdasarkan diameter mata bor.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Mesin bubut masih tetap menduduki
tempat utama dan merupakan perkakas yang paling universal. Mesin bubut
digunakan untuk mengerjakan benda-benda silindris. Mesin bubut terdapat pula
berbagai bagian yang memiliki fungsi masing-masing. Terdapat pula
bermacam-macam suku bagian utama, yaitu alas mesin bubut yang merupakan
hantaran-hantaran yang dibuat secara seksama. Kepala tetap, dimana terdapat
poros utamayang berongga dan didukung oleh bantalan dan biasanya mengandung roda gigi supaya poros
utama dapat diputar dengan berbagai macam jumlah putaran. Garis hati dari poros
utama terletak tepat sejajar dengan hantaran panjang alasnya. Pada poros utama
dapat dipasang bermacam-macam alat jepit dimana benda kerja dapat dijepitnya.
Misanya sebuah cakar tiga yang memusat sendiri, dimana ketiga cakar tersebut
dipindahkan secara bersama-sama keluar atau kedalam.
Pada sebuah cakar tiga yang memusat
sendiri terdapat dua buah pasang cakar, satu pasang untuk memasang cincin
didalam dan satu pasang untuk memasang cincin diluar. Pada penggantian
cakar-cakar harus diperhatikan bahwa setiap pasang dipasang pada alur yang
tepat sesuai dengan tandanya. Benda kerja silindris yang pendek dan tipis dapat
dipasang sentries dengan cepat dan tepat dalam sebuah tang rentang.
Mesin
bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong yang arah
pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan pelubangan). Sedangkan
Pengeboran adalah operasi menghasilkan lubang berbentuk bulat dalam
lembaran-kerja dengan menggunakan pemotong berputar yang disebut bor dan
memiliki fungsi untuk Membuat lubang, Membuat lobang bertingkatm, Membesarkan lobang, Chamfer.
3.2. Saran
·
Pada saat melakukan pembubutan jangan
mengganggu rekan / teman karna dapat berakibat fatal pada kesalamatan kerja
·
Untuk alat penerangan ( lampu ) di lab bengkel khususnya di bagian mesin bubut
agar ditambah lampunya supaya kita bisa
lebih teliti dalam mengukur .
iv
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.Harga
BalasHapusTerjangkau
Cost saving
Solusi
Penawaran spesial
Hemat biaya Energi dan listrik
Mengurangi mikroba & menghilangkan lumut
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
1.
Coagulan, nutrisi dan bakteri
Flokulan
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Garment wash
Eco Loundry
Paper Chemical
Textile Chemical
Degreaser & Floor Cleaner Plant
2.
Oli industri
Oli Hydrolik (penggunaan untuk segala jenis Hydrolik)
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
3.
Other Chemical
RO Chemical
Hand sanitizer
Disinfectant
Evaporator
Oli Grease
Karung
Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68 C-PAO
Zinc oxide
Thinner
Macam 2 lem
Alat-alat listrik
Packaging
Pallet
CAT COLD GALVANIZE COMPOUND K 404 CG
Almunium