BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Muhammadiyah sebagai
organisasi besar di negeri ini tentu banyak faktor yang mempengaruhi tentang
keberadaanya. Selanjutnya muhammadiyah
sebagai organisasi pembaharu pasti ada maksud dan tujuan yang melandasinya. Dengan
maksud dan tujuan tersebut muhammadiyah bergerak dengan besar kecilnya kegiatan
sebagai contoh amal usaha muhammadiyah. Dalam makalah ini akan dijelaskan
tentang maksud,tujuan, sejarah perumusan serta pengertian yang terkandung
didalamnya. Rumusan maksud dan tujuan muhammadiyah sejak berdiri sampai
sekarang ini mengalami beberapa kali perubahan redaksional, perubahan susunan
bahasa dan istilah. Sekalipun begitu tidak dengan sendirinya berubah isi dan
jiwanya, karena hakekatnya antara yang lama dan baru adalah sama-sama untuk
perubahan yang lebih baik.
Maksud dan tujuan yang dimaksud adalah yang
termaktub dalam anggaran dasar atau anggaran rumah tangga muhammadiyah. Pada
dasarnya maksud dan tujuan muhammadiyah adalah sebagai organisasi yang bergerak
dalam berbagai bidang amal usaha untuk perbaikan kualitaas hidup masyarakat
bangsa dan negara.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian Muhammadiyah?
2.
Siapa tokoh pendirinya?
3.
Bagimana berdirinya muhammadiyah?
4.
Apakah maksud dan tujuan muhammadiyah?
1.3 Tujuan
Untuk mengenal muhammadiyah secara lebih dalam dari
berbagai sudut pandang. Sehingga sebagai
bagian dari keluarga muhammadiyah kita dapat melakukan hal yang diinginkan dari
muhammadiyah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Arti Muhammadiyah
Arti Bahasa (Etimologis)Muhamadiyah
berasal dari kata bahasa Arab “Muhamadiyah”, yaitu nama nabi dan rasul Allah
yang terkhir. Kemudian mendapatkan “ya” nisbiyah, yang artinya menjeniskan.
Jadi, Muhamadiyah berarti “umat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam” atau “pengikut
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam”, yaitu semua orang Islam yang mengakui
dan meyakini bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah hamba dan
pesuruh Allah yang terakhir.
Arti Istilah (Terminologi) Secara istilah,
Muhamadiyah merupakan gerakan Islam, dakwah amar makruf nahi munkar, berakidah
Islam dan bersumber pada Alquran dan as-Sunnah, didirikan oleh K.H. Ahmad
Dahlan pada tanggal 8Dzulhijjah 1330 H, bertepatan 18November 1912 Miladiyah di
kota Yogyakarta.
Gerakan ini diberi nama Muhammadiyah oleh pendirinya
dengan maksud untuk berpengharapan baik, dapat mencontoh dan meneladani jejak
perjuangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam rangka menegakkan dan
menjunjung tinggi agama Islam, semata-mata demi terwujudnya ‘Izzul Islam wal
Muslimin, kejayaan Islam sebagai realita dan kemuliaan hidup umat Islam sebagai
realita.
Secara garis besar Muhammadiyah adalah salah satu
orgnisasi Islam pembaharu di Indonesia. Gerakan Muhammadiyah yang didirikan
oleh K.H. Ahmad Dahlan sesungguhnya merupakan salah satu mata rantai yang
panjang dari gerakan pembaharuan Islam yang dimulai sejak tokoh pertamanya,
yaitu Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayyim al-Jauziyah, Muhammad bin Abdul Wahab, Sayyid
Jamaludin al-Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, dan sebagainya. Pengaruh
gerakan pembaharuan tersebut terutama berasal dari Muhammad Abduh melalui
tafsirnya, al-Manar, suntingan dari Rasyid Ridha serta majalah al-Urwatul
Wustqa.
2.2
Tokoh Pendiri dan Perkembangan
Muahammadiyah
Muhammadiyah didirikan
di Kampung Kauman Yogyakarta pada 8 Dzulhijjah 1330 H/18 November 1912 oleh
Muhammad Darwis yang kemudian dikenali sebagai K.H. Ahmad Dahlan.
Beliau adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta
sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang. Melihat keadaan umat Islam pada
waktu itu dalam keadaan jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang
bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada
ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis. Oleh kerana itu
beliau memberikan pengertian keagamaan di rumahnya di tengah kesibukannya
sebagai Khatib dan pedagang.
Semula ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan
dan kesabarannya, akhirnya mendapat sambutan dari keluarga dan rakannya.
Profesinya sebagai pedagang sangat mendukung ajakan beliau, sehingga dalam
waktu singkat ajakannya menyebar ke luar kampung Kauman bahkan sampai ke luar
daerah dan ke luar daripada Pulau Jawa. Untuk mengorganisasi kegiatan tersebut
maka didirikan persyarikatan Muhammadiyah. Dan kini Muhammadiyah telah ada di
seluruh penjuru negeri.
Di samping memberikan pelajaran / pengetahuannya
kepada laki-laki, beliau juga memberi pelajaran kepada kaum perempuan muda
dalam forum pengajian yang disebut “Sidhratul Muntaha”. Pada siang hari
pelajaran untuk kanak-kanak lelaki dan perempuan. Pada malam hari untuk
kanak-kanak yang telah dewasa.
Di samping memberikan kegiatan kepada laki-laki,
pengajian kepada ibu-ibu dan kanak-kanak, beliau juga mendirikan
sekolah-sekolah. Tahun 1913 sampai tahun 1918 beliau telah mendirikan sekolah
dasar sejumlah 5 buah, tahun 1919 mendirikan Hooge School Muhammadiyah ialah
sekolah lanjutan. Tahun 1921 diganti namanya menjadi Kweek School Muhammadiyah,
tahun 1923, dipecah menjadi dua, laki-laki sendiri perempuan sendiri, dan
akhirnya pada tahun 1930 namanya diubah menjadi Mu`allimin dan Mu`allimat.
2.3
Muhammadiyah
Pada Masa Penjajahan
Pada masa ini, perintisan yang dilakukan
K.H.A.Dahlan mengarah pada ajakan untuk melaksanakan islam secara benar sesuai
dengan tuntunan AL-Qur’an dan As-sunah shahihah, wujud rintisan K.H.A.Dahlan
antara lain :
Pada tahun 1898, beliau meluruskan arah kiblat
secara benar dengan serong kearah barat laut 24,5 derajat.
Bermula dari sekolah yang dirintis di teras rumah
K.H.A Dahlan dan akhirnya beliau membangun gedung standard school med de Qur’an
hingga akhirnya pendidikan Muhammadiyah terus berkembang.
K.H.A Dahlan yang dibantu K.H.Suja’ merintis RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta pada 15 Februari1923.
Pada tahun 1922, didirikan mushala khusus wanita.
Pada 23 Februari 1923, K.H.A Dahlan wafat. Namun
perjuangan Muhammadiyah tetap dilanjutkan oleh murid-murid beliau dan terus
mengalami perkembangan seperti :
a. H.Karim
Amrullah yang bergelar H.Rasul pemimpin perkumpulan Sandi Aman di Padang
bergabung dengan Muhammadiyah.
b. Dipercayakannya
Consul-Consul di luar pulauJawa kepada :
1.) AR
Sutan Mansyur consul untuk pulau Sumatera.
2.) M.Hasan
Tjorong consul untuk pulau Kalimantan.
3.) D.Muntu
consul untuk pulau Sulawesi.
2.4
Muhammadiyah
Pada Masa Kemerdekaan
Rasa kecintaan Muhammadiyah terhadap tanah air
dibuktikan dengan di bentuknya perkumpulan Hisbul Wathan yang berarti pembela
tanah air. Beberapa aktivisnya yaitu bapak Sarbini dan Jend.Sudirman.
Setelah Indonesia merdeka, putera terbaik
Muhammadiyah Ki Bagus Hadikusuma menjadi anggota BPUPKI untuk merumuskan
Pancasila
Pada 17 Agustus 1945, Muhammadiyah membidani lahirnya partai Masyumi yang diresmikan pada
7 November 1945.
2.5
Muhammadiyah
Pada Masa Orde Lama
Kemenangan Partai
Masyumi pada 1955, membuat PKI dan antek-anteknya menaruh dendam hingga menuduh
Masyumi terlibat dalam pemberontakan PRRI di Sumatera. PKI membujuk penguasa
pada saat itu untuk membubarkan Masyumi yang tentu akan mengancam eksistensi
Muhammadiyah. Tetapi,keputusan tertingi tetap di tangan presiden Soekarno.
Dampak dari permasalahan tersebut, banyak tokoh
Masyumi yang notabene aktivis Muhammadiyah dijebloskan ke penjara yakni :
a. Buya HAMKA
b. Mr.Kasman Singidimejo
c. dr.Yusuf Wibisono
Pada 1959, dikeluarkan dekrit presiden yang memberi
waktu pada Masyumi untuk membubarkan diri. Lalu dalam rangka menyelamatkan
Muhammadiyah dari hasutan PKI terhadap presiden, diberikanlah predikat “Anggota
Setia Muhammadiyah” kepada Ir.Soekarno.
2.6 Muhammadiyah Pada Masa Orde Baru
Pada masa ini, Muhammadiyah menata kembali
organisasinya dan turut membantu pemerintah dalam menumpas PKI. Namun setelah
cukup lama berkuasa, mulai terjadi penyelewengan-penyelewengan. Semua
organisasi Massa dan politik tidak ada yang boleh menentang kata-kata
pemerintah. Pada 1977, munculnya krisis moneter yang menyerang bangsa
Indonesia. Hal ini mendorong para aktivis untuk ikut bersama gelombang
masyarakat untuk melengserkan rezim orde baru. Akhirnya pada 22 Mei 1998, rezim
orde baru tumbang, dan digantikan dengan Masa Reformasi yang satu diantara
penggeraknya ialah Prof. DR.H.Amien Rais.
2.7
Muhammadiyah
Pada Masa Reformasi
Dalam sidang Tanwir di Semarang pada 1998,
Muhammadiyah merelakan Prof.DR.H. Amien Rais untuk melepaskan jabatannya sebaga
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah guna menjaga agar kondisi perpolitikan tidak
menghambat gerak juang Muhammadiyah.
Pada Sidang Tanwir Muhammadiyah bulan Februari 2002
di Bali, Muhammadiyah merumuskan khittah berbangsa dan bernegara yang isi nya
mempertegas statement Ujung Pandang dan Khittah Surabaya.
Muhammadiyah mengihimbau kadernya yang berpolitik
riil agar memperhatikan :
1.
Mengedepankan kejujuran
2.
Menjadi Uswatun Khasanah
3.
Melakukan Islah
2.8 Maksud dan
Tujuan Muhammadiyah
Rumusan maksud dan
tujuan Muhammadiyah sejak berdiri hingga sekarang ini telah mengalami beberapa
kali perubahan redaksional, perubahan susunan bahasa dan istilah. Tetapi, dari
segi isi, maksud dan tujuan Muhammadiyah tidak berubah dari semula.Pada waktu
pertama berdirinya Muhamadiyah memiliki maksud dan
tujuan
sebagai berikut:
Rumusan pertama Menyebarkan pengajaran Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada penduduk bumi-putra, di dalam residensi
Yogyakarta. Dan Memajukan hal agama Islam kepada anggota-anggotanya.
Rumusan kedua terjadi setelah muhammadiyah meluas ke
berbagai daerah di luar Yogyakarta. Memperhatikan jumlah cabang yang ada di
luar Yogyakarta maka maksud dan tujuan muhammadiyah harus direvisi sesuaii
dengan keadaan riil yang dialaminya. Adapun isinya adalah memajukan dan
menggembirakan pengajaran dan pelajaran agama Islam di Hindia Belanda, serta
memajukan dan menggembirakan hidup sepanjang kemauan Agama Islam kepada
sekutu-sekutunya.
Rumusan ketiga rumusan ketiga ini terjadi ketika
masa pendudukan Jepang di Indonesia. Pemerintahan fasis ini mengharuskan
terjadinya perubahan redaksional yang sesuai dengan yang dikehendakinya. Maka
rumusanya adalah sesuai dengan kepercayaan untuk mendirikan kemakmuran
bersamaseluruh Asia Timur Raya dibawah pimpinan Dai Nippon, dan memang
diperintahkan oleh Allah maka perkumpulan ini:
a. Hendaknya
menyiarkan agama Islam, serta melatihkan hidup yang selaras dengan tuntunannya.
b. Hendak
melakukan pekerjaan perbaikan umum.
c. Hendak
memajukan pengetahuan dan keepandaian serta budi pekerti yang baik kepada
anggoya-anggotanya.Rumusan keempat
terjadi setelah Muktamar Muhammadiyah ke 31 di Yogyakarta. Adapaun
rumusanya adalah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga dapat
mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya
Rumusan kelima ini diubah pada Muktamar Muhammadiyah
ke 34 di Yogyakarta. Perubahan ini hanya pada redaksionalnya saja dari kata
dapat mewujudkan menjadi terwujudnya. Sihingga rumusan resminya adalah,
Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam terwujudnya masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya.Rumusan keenam terjadi pada Muktamar Muhammadiyah ke 41 di
Surakarta. Pada tahun itu Muhammadiyah harus merubah maksud dan tujuan azaznya,
dikarenakan kehadiran Undang-undang nomor 8 tahun 1985 tentang kewajiban setiap
ormas, baik agama maupun non agama untuk mencantumkan asas pancasila. Adapun
maksud dan tujuan hasil Muktamar ke 41 itu adalah menegakkan dan menjunjung
tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil, dan makmur yang
diridhai Allah SWT.
Rumusan ketujuh Muhammadiyah adalah gerakan Islam,
Dakwah Amar ma’ruf Nahi Munkar, berasaskan Islam yang bersumber pada al Qur’an
dan As-Sunnah.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Muhammadiyah adalah salah satu orgnisasi Islam
pembaharu di Indonesia. Gerakan Muhammadiyah yang dibangun oleh K.H. Ahmad
Dahlan sesungguhnya merupakan salah satu mata rantai yang panjang dari gerakan
pembaharuan Islam. maksud dan tujuan Muhamadiyah, yaitu Menegakkan dan
menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan
makmur yang diridhai Allah Subhanahu wa Ta’ala.
DAFTAR
PUSTAKA
https://ervan1420.wordpress.com/2012/12/29/makalah-kemuhammadiyahan/
Drs.H.Musthafa Kamal Pasha,B.Ed dan Ahmad
Adaby Darban,SU,Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam (dalam perspektif historis
dan ideologis),LPPI Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 1 september2000,
Sidik M.Nasir Harian pelita, Dakwah Dan Peran Positif Amal Usaha Muhammadiyah.5 juli 1995
Prof. Dr.H.Ahmad Syafi’I Ma’arif. Komik Muhammadiyah. Bandung. 1007.
Mustafa Kamal, dkk, Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam, (Yogyakarta: PT Persatuan, 1990, hal 27.
Dr.H.Ridjaluddin.F.N.,M.Ag kajian sejarah sekintas pandang dakwah dan politik Muhammadiyah. Pusat kajian islam FAI UHAMKA Jakarta. 2008
Abdul munir mulkhan. Islam sejati kiau ahmad dahlan & petani Muhammadiyah. Pt serambi Ilmu semesta. 2003.
Sidik M.Nasir Harian pelita, Dakwah Dan Peran Positif Amal Usaha Muhammadiyah.5 juli 1995
Prof. Dr.H.Ahmad Syafi’I Ma’arif. Komik Muhammadiyah. Bandung. 1007.
Mustafa Kamal, dkk, Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam, (Yogyakarta: PT Persatuan, 1990, hal 27.
Dr.H.Ridjaluddin.F.N.,M.Ag kajian sejarah sekintas pandang dakwah dan politik Muhammadiyah. Pusat kajian islam FAI UHAMKA Jakarta. 2008
Abdul munir mulkhan. Islam sejati kiau ahmad dahlan & petani Muhammadiyah. Pt serambi Ilmu semesta. 2003.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar